6 Hal yang Bisa Dipelajari dari Menerapkan Gaya Hidup Minimalis ala Jepang, Tertarik?

Hayuning Ratri Hapsari | aozora dee
6 Hal yang Bisa Dipelajari dari Menerapkan Gaya Hidup Minimalis ala Jepang, Tertarik?
Ilustrasi pelajaran yang bisa diambil dari gaya hidup minimalis Jepang [Pixabay/chxfly9527]

Dalam beberapa tahun terakhir gaya hidup minimalis Jepang menciptakan daya tarik tersendiri bagi banyak orang yang ingin mengubah gaya hidup mereka. Sederhana, fungsional, dan alami adalah prinsip yang diusung oleh gaya minimalis Jepang. Prinsip ini mirip dengan gaya hidup minimalis Skandinavia di mana ia juga mempunyai kepekaan yang sama.

Gaya hidup minimalis Jepang dan Skandinavia mendeklarasikan gaya hidup sederhana yang bebas stres, punya lebih banyak waktu, berpakaian lebih baik dan bersantai tanpa dihantui rasa cemas apa pun. Tidak hanya diterapkan dalam rumah atau desain, gaya hidup minimalis bisa kamu terapkan dalam kehidupan sosial.

Nah, untuk kamu yang tertarik memulai gaya hidup minimalis Jepang, menurut laman Oishya, ada 6 hal yang bisa kamu pelajari dari menerapkan gaya hidup minimalis ala Jepang.

1. Hilangkan Hal-Hal yang Membuatmu Sedih 

Kunci hidup bahagia yang efisien ala Jepang: apabila sesuatu menghambat atau membuat sedih, lepaskan atau buang saja. Tidak ada kompromi apa pun.

Buat daftar apa yang membuatnya sedih, memperlambat progres, menguras energi, membuatmu kehilangan motivasi atau membuatnya tertekan bahkan merasa bersalah dan menyesal. Terapkan sikap realistis, bukan idealis.

2. Ruang Negatif: Cintai Kekosongan

Di Jepang ada konsep yang disebut Ma, yang menggambarkan kekosongan atau interval antara waktu, hal-hal atau peristiwa. Kekosongan ini membuat kita menghargai makna penuh dalam hidup.

Minimalisme adalah tentang menghilangkan yang tidak penting dan mendekatkan yang penting. Sementara Ma adalah tentang menciptakan ruang dan membiarkan kekosongan berlalu.

Dua konsep ini saling melengkapi dan harmonis. Saat konsep Ma diterapkan dalam gaya hidup minimalis, kamu akan mendapatkan gaya hidup yang lebih sederhana dan penuh makna. Ini membuatmu lebih fokus pada hal-hal paling penting dan sepenuhnya menghargai keberadaannya.

3. Konsep Danshari

Jepang sangat menyukai ruang dan optimalisasi manfaatnya. Maka dari itu, orang Jepang menyempurnakan sikap mereka terhadap konsep danshari, konsep decluttering yang terdiri dari refuse (menolak), dispose (membuang), dan separate (memisahkan).

Murni, bersih dan seimbang adalah kata yang tepat untuk menggambarkan gaya hidup minimalis, misalnya dalam desain rumah.

Tempat-tempat berdesain minimalis menonjolkan kepraktisan dan fungsional. Ini memberikan ketenangan jiwa dan kesehatan emosi dan fisik bagi mereka yang tinggal di dalamnya.

4. Makan Saat Diperlukan

Di Jepang, makanan bukanlah tentang hitungan atau tawar menawar. Masyarakat Jepang kebanyakan makan tiga kali sehari. Dan jangan heran jika kamu tidak pernah menemukan orang makan di transportasi umum atau makan sambil jalan kaki. selain tidak sopan, orang Jepang memang sangat tertib dalam menjaga pola makan.

Mereka sudah paham bahwa rasa lapar ringan saja berarti tubuh sedang memberi sinyal penurunan gula darah yang mengerikan. Oleh sebab itu, orang Jepang benar-benar memperhatikan asupan gizi dan nutrisi dari makanan yang dimakan mereka.

Hidangan Jepang memang tampak rumit, tapi sebenarnya mudah disiapkan. Yang pasti, dalam setiap makan, pasti selalu ada sup miso di atas meja.

5. kualitas Adalah yang Utama 

Setelah zaman Harajuku lewat, orang Jepang hanya membelanjakan barang-barang yang penting dan merawatnya dengan baik. Mereka memilih pakaian berkualitas tinggi tapi tetap sederhana.

Konsep ini juga mereka terapkan pada hal lain, misalnya pada furnitur dan barang-barang koleksi. Yang diutamakan mereka adalah kualitas, bukan kuantitas.

6. Menghargai Waktu 

Waktu adalah hal yang tidak bisa kembali. Begitu banyak kesenangan yang bikin kita lupa waktu. Entah berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk melihat unggahan di media sosial dan chatting. Kegiatan itu memang memberi kesenangan, tapi semuanya semu.

Gaya hidup minimalis memberi pelajaran bahwa hidup lebih bermakna jika kita menghabiskan waktu dengan baik dan lebih memaknai keberadaannya. Pasalnya waktu adalah sesuatu yang tidak akan kembali. Jadi, manfaatkan sebaik-baiknya.   

Selamat hidup minimalis!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak