Diselingkuhi menjadi pengalaman paling menyakitkan dalam hidup dan seringkali butuh proses panjang untuk melupakannya. Pasalnya, kehilangan kepercayaan dari orang yang dicintai akan menimbulkan luka besar yang cukup sulit diatasi meski waktu sudah berlalu dan bisa menjalin cinta dengan orang baru.
Fakta adanya luka batin di masa lalu ini jadi tugas berat untuk pasangan yang baru. Bukan cuma memberi kekuatan tapi juga menghindari hal-hal tertentu yang berpotensi memicu bangkitnya luka tersebut.
Jangan pernah ucapkan beberapa hal berikut ini kalau pasanganmu punya pengalaman pahit pernah diselingkuhi mantannya. Jadi kekasih yang bijak, yuk.
Baca Juga: Kantor Suami Digeledah KPK, Begini Potret Arumi Bachsin Menjadi Ibu Wakil Gubernur Jawa Timur
1. "Aku tidak seperti mantanmu dan tidak akan melakukan itu padamu"
Mungkin kalimat ini menjadi janji pertama yang kamu sampaikan pada pasanganmu. Meski lumrah menyampaikan hal tersebut, tapi pernyataanmu tersebut malah bikin gak nyaman. Bukankah dulu mantannya juga tidak berkata kalau dia akan berselingkuh tapi ada akhirnya dilakukan juga?
Janjimu malah akan direspons sinis karena pasanganmu memang punya trust issue yang belum selesai. Dia akan berpikir janjimu hanya sekadar ucapan tanpa realisasi. Jadi, cukup buktikan lewat perilaku bahwa kamu berbeda dengan sang mantan dan tidak akan penah berbohong apalagi sampai berselingkuh.
2. "Kamu harus melepaskan masa lalu"
Saat punya pengalaman diselingkuhi, dia perlu membicarakan hal itu agar kamu tahu ada luka yang belum hilang dan menimbulkan trauma akibat pengkhianatan di masa lalu. Dia butuh mengkomunikasikan pengalaman pahit tersebut agar kalian punya pemahaman yang sama dan kejadian dulu tidak terulang.
Bukankah memang tidak mudah untuk menghapus dampak dari luka di masa lalu sepenuhnya? Dia hanya butuh waktu dan dukunganmu dibanding kalimat perintah untuk segera melupakan apa yang terjadi di masa lalu demi segera bisa melanjutkan hidup.
Baca Juga: Nyanyiin Nathalie Holscher, Sule Cover Lagu Terlalu Goblok Mencintaimu
3. "Kau memproyeksikan rasa tidak amanmu padaku"
Sangat sulit bagi seseorang untuk beralih dari perasaan yang mereka bawa setelah jadi korban perselingkuhan di masa lalu. Sayangnya, mungkin tanpa sadar pasanganmu memproyeksikan rasa tidak amannya tersebut padamu dengan bersikap waspada andai ada potensi kecurangan lagi.
Alih-alih menyampaikan ketidaknyamanmu dengan mempertanyakan sikapnya, cobalah untuk bertanya hal-hal yang akan membuat dia nyaman dalam hubungan ini. Dia memang merasa tidak aman, maka tugasmu untuk menyakinkan dirinya kalau kamu mampu memberi apa yang dibutuhkannya.
4. "Aku tidak akan membahas ini lagi"
Tidak menutup kemungkinan bahwa trauma masa lalu akan terbawa pada hubungan saat ini hingga memicu pertengkaran. Saat kalian terus bertengkar akibat trauma perselingkuhan, terkadang sikap defensif jadi pilihan. Sayangnya, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah dan menimbulkan dugaan ada sesuatu yang disembunyikan.
Fatalnya, situasi ini hanya akan memperburuk trauma pengkhianatan yang dia rasakan dan kamu akan berpikir dia enggan terbuka perihal perasaannya. Solusinya satu, jangan bosan membicarakan hal yang sama saat pasanganmu menginginkannya. Alih-alih frustrasi, gali lebih dalam penyebab traumanya dan selesaikan bersama.
Baca Juga: Kantor Suami Digeledah KPK, Begini Potret Arumi Bachsin Menjadi Ibu Wakil Gubernur Jawa Timur
5. "Jangan bereaksi berlebihan"
Pahami dulu bahwa tidak pernah ada reaksi berlebihan atas imbas dari trauma. Jadi, jika menurutmu sikapnya sekarang tampak berlebihan saat membahas tentang perselingkuhan, cobalah melihat dari sudut pandangnya juga. Dia yang mengalami fase terburuk dalam hidup dan kamu tidak ada di sana saat itu.
Sangat wajar jika dia menjadi sangat sensitif. Jangan hanya karena jengkel, lantas kamu bisa mengatakan kalau reaksinya berlebihan. Hal itu hanya akan membuat dia kembali menutup diri dan tidak mau lagi mengungkapkan perasaan padamu.
Bersama dengan pasangan yang mengalami trauma di masa lalu, terutama jika itu perselingkuhan, memang tidak mudah. Kamu harus lebih banyak memberi pemakluman dan berusaha keras membantu dia mengatasi traumanya lewat pendampingan yang penuh kesabaran serta kasih sayang.