Mengenal Hustle Culture, Fenomena Terobsesi dengan Pekerjaan

Ayu Nabila | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
Mengenal Hustle Culture, Fenomena Terobsesi dengan Pekerjaan
Ilustrasi gila kerja atau umum dikenal Hustle Culture (freepik.com)

Hustle culture didefinisikan sebagai gambaran kehidupan seseorang yang terobsesi dengan pekerjaannya. Fenomena ini telah menjadi tren gaya hidup di kalangan remaja atau dewasa muda.

Seseorang dengan hustle culture akan memaksa dirinya untuk bekerja keras dan cepat hingga melampaui batas kemampuan diri, sehingga sering dianggap sebagai "budaya kerja gila".

Ada beberapa pemicu seseorang mengalami hustle culture, mulai dari rasa insecure akibat kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, obsesi pribadi untuk mencapai status sosial yang tinggi di mata orang lain, serta untuk memenuhi tuntutan hidup.

Ciri utama seseorang yang terjebak dalam hustle culture adalah anggapan bahwa bekerja dengan produktif berarti harus dilakukan tanpa henti. Bila tidak melakukannya, dia akan merasa sangat bersalah dengan dirinya sendiri. Selain itu, beberapa ciri lain dari hustle culture yang perlu diketahui yakni:

  • Memikirkan pekerjaan setiap waktu, kapanpun, dan di mana pun
  • Mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
  • Mengabaikan saran dari orang lain untuk istirahat dan mengurangi waktu bekerja
  • Merasa terobsesi dengan kesuksesan soal pekerjaan
  • Memiliki ketakutan yang kuat akan kegagalan di tempat kerja
  • Bekerja untuk mengatasi perasaan bersalah atau depresi
  • Memiliki work-life balance yang buruk
  • Menggunakan alasan pekerjaan sebagai cara untuk menghindari hubungan dengan orang lain
  • Merasa tidak percaya diri dan selalu merasa dirinya kurang mampu
  • Jarang merasa puas terhadap apa yang telah diraih dan selalu merasa ada yang salah
  • Tidak memiliki waktu untuk memikirkan kebahagiaan diri sendiri
  • Mengabaikan kesehatan diri hingga sering lupa makan, tidur larut malam, dan lelah secara mental akibat bekerja secara berlebihan

Lantas, bagaimana dampak hustle culuture bagi kesehatan? 

Penelitian dari Frontiers in Psychology menyebutkan bahwa, jam kerja yang panjang berkaitan erat degan stres dan depresi. Selain itu, bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.

BACA JUGA: 4 Alasan Mengapa Kamu Wajib Punya Lebih dari Satu Sumber Penghasilan

Oleh sebab itu, Anda perlu menerapkan work life balance dengan menyeimbangkan antara waktu kerja, istirahat, dan liburan. Jika mulai merasa terlalu lama bekerja dan tubuh terasa lelah, sebaiknya segera istirahat. Disamping itu, Anda perlu menetapkan batasan waktu untuk bekerja, diri sendiri, keluarga, dan teman-teman.

Itulah tadi pembahasan tentang fenomena hustle culuture. Sebagian isi artikel ini menyadur dari laman Healthline.com dan verywellmind.com. Semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak