Tanpa terasa, bulan Ramadan sebentar lagi akan hadir.
Bulan yang dinantikan oleh umat islam untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh.
Bulan penuh berkah dan ampunan, serta kesempatan untuk memperbaiki diri.
Setiap orang akan berlomba – lomba untuk berbuat kebaikan, meningkatkan amal salih dan juga mempererat silaturahmi.
Ketika saya masih kecil, momen yang tidak bisa dilupakan adalah diajak belanja untuk persiapan sahur pertama.
Kesukaan saya adalah cookies dan susu. Bahkan mungkin dalam sebulan penuh, saya hanya sahur dengan memakan itu.
Sekalipun ibu saya memasak nasi dan lauk, saya hanya akan memakan cookies dan meminum susu karena tidak tahan dengan ngantuknya.
Hal ini terus berulang dari saya berusia 6 tahun hingga saya duduk di bangku SMP baru saya bisa bangun seutuhnya ketika sahur dan bisa makan nasi dengan lauknya.
Setiap orang pasti memiliki cerita dengan ramadannya masing-masing, kan?
Sekarang ketika saya sudah dewasa dan berkeluarga, saatnya saya yang mengatur bagaimana bingungnya mengatur menu untuk sahur dan berbuka.
Namun, di tengah euforia menyambut bulan suci ini, seringkali kita lalai untuk mengatur keuangan dengan bijak.
Mulai dari hari pertama hingga hari terakhir, kita menggunakan uang tanpa kendali sehingga keuangan juga menjadi berantakan.
Bukannya menjadi hemat, namun justru keuangan membengkak karena godaan duniawi setiap hari.
Bulan Ramadan sejatinya mengajarkan kita untuk hidup dengan sederhana, menahan diri dari segala sesuatu yang berlebihan, dan memperbanyak berbagi kepada sesama.
Oleh karena itu, hal yang sangat penting untuk mengatur strategi finansial sehingga tidak hanya bisa menjalani ibadah puasa dengan tenang, tapi juga bisa menyambut hari raya dan menjalani hari selanjutnya tanpa khawatir dengan kondisi finansial.
Sebelum terlambat, mari kita bahas bersama mengenai strategi finansial aman untuk menyambut dan menjalani bulan Ramadan. Apa saja, ya?
1. Buat anggaran khusus Ramadan
Bulan Ramadan memiliki anggaran yang cukup berbeda dengan bulan biasanya.
Pasalnya, pada bulan Ramadan aka nada tambahan seperti takjil, buka bersama, zakat, hingga persiapan lebaran.
Oleh karena itu, sebelum bulan Ramadan tiba, mari duduk sejenak dan mencatat semua kebutuhan pokok di bulan Ramadan.
Dengan mempertimbangkan dengan matang dan memiliki pedoman untuk setiap pengeluaran, akan memudahkan kita untuk mengendalikan uang agar tidak keluar untuk hal-hal yang tidak seperlunya.
Bedakan antara kebutuhan dan keinginan sehingga semuanya akan terlihat lebih realistis.
Tidak kalah penting adalah kita harus mengatur uang untuk zakat dan beramal.
Sebab seperti yang kita ketahui bahwa di bulan Ramadan adalah bulan di mana setiap amal di lipat gandakan.
Jangan sampai kita lupa untuk berbagi dengan sesame dan menebar banyak kebaikan.
2. Belanja secukupnya, jangan kalap!
Karena perut kita lapar, sehingga ketika belanja kita akan merasa ingin memakan semua makanan yang di jual.
Es tidak cukup satu, takjil tidak cukup sepuluh ribu, belum lagi dengan makanan lain yang memiliki warna sangat menarik sehingg dalam bayangan kita itu akan terasa sangat enak.
Ngabuburit sembari berjalan-jalan di pasar Ramadan atau supermarket dan melihat promo besar-besaran juga akan membuat kita kalap dan lupa diri.
Padahal tujuan berpuasa bukanlah memuaskan nafsu mata kita, namun melatih kita untuk hidup sederhana.
Makanan yang berlebihan hanya akan terbuang sia-sia.
Sementara saudara kita di luar sana bahkan masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan sepiring nasi.
Kadang, kita juga membeli makanan dengan jumlah banyak karena takut kurang.
Padahal, apabila kita cermat dalam mengatur keuangan kita dapat menghindari pemborosan.
Cobalah untuk membeli secukupnya dan simpan dengan baik agar makanan bisa segar dengan lebih lama.
Selain itu, kita juga bisa berbagi dengan tetangga atau orang yang lebih membutuhkan sehingga makanan tidak terbuang dengan sia-sia.
Dengan belanja secukupnya kita bisa lebih fokus pada esensi Ramadan, yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang berlebihan.
3. Manfaatkan promo dengan bijak
Bulan Ramadan identik dengan banjir promo. Mulai dari makanan, pakaian, kosmetik, hingga perlengkapan rumah tangga.
Meskipun banyak diskon, namun kita tetap harus memastikan agar tidak boros.
Sebelum membeli sesuatu, coba berhenti dulu sejenak dan bertanya pada diri sendiri apakah hal yang akan dibeli ini benar-benar kita butuhkan atau hanya keinginan sesaat saja.
Ingat dengan baik bahwa semua barang yang memiliki diskon, tidak semuanya adalah barang yang kita butuhkan.
Dengan menahan diri dari godaan diskon tidak sekedar menghemat uang, tapi juga membuat kita belajar pengendalian diri dan juga bersabar.
Tidak jarang juga kita melihat banyak diskon di e-commerce dan tergoda untuk langsung membeli tanpa berpikir panjang.
Kalau memungkinkan, cobalah untuk membandingkan harga dari satu toko ke beberapa toko lain agar mendapatkan promo yang terbaik.
Jangan lupa untuk memperhatikan kualitas barang yang akan dibeli, sehingga barang tersebut tidak hanya murah, tapi juga berguna untuk jangka panjang.
4. Kurangi buka puasa di luar
Ketika bulan puasa tiba, undangan untuk buka bersama banyak sekali. Mulai dari teman kerja, hingga reuni sekolah dari SD hingga perguruan tinggi.
Sebenarnya tidak masalah, karena hal tersebut tentu akan menjadi momen yang menyenangkan.
Namun kalau terlalu sering, tentu saja hal ini akan menjadi pengeluaran yang cukup menguras kantong.
Cobalah untuk lebih sering buka puasa bersama keluarga di rumah.
Memilih menu bersama, masak bersama, lalu buka puasa bersama.
Selain akan membuat keluarga menjadi lebih hangat, hal ini juga akan terekam dengan indah dalam ingatan anak-anak.
Bonusnya, menjadi lebih berkah dan mengajarkan kepada anak tentang arti rasa syukur.
Sesekali buka puasa di luar tidak masalah, asalkan tidak menjadi kebiasaan yang menguras kantong.
5. Sisihkan dana untuk lebaran mulai dari sekarang
Kebutuhan menjelang lebaran adalah kebutuhan yang cukup besar.
Seringkali kita baru terpikirkan untuk mempersiapkan lebaran ketika lebaran tinggal menghitung hari.
Padahal, kita bisa mulai dari sekarang untuk mempersiapkan lebaran. Entah itu membeli baju baru, THR, ataupun biaya mudik.
Dengan begitu, kita tidak perlu mengorbankan uang kebutuhan pokok atau bahkan berhutang hanya untuk merayakan lebaran.
Selain menabung uang, kita juga bisa mencari tambahan penghasilan di bulan Ramadan dengan berjualan takjil atau hampers, sehingga keuangan sedikit menjadi lebih baik.
Dengan cara ini, kita tidak sekadar menambah penghasilan tapi juga bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Menjelang Ramadan, mari kita ingat bahwa esensi bulan suci ini bukanlah tentang kemewahan atau kesenangan duniawi, melainkan kesempatan untuk membersihkan hati, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selamat menyambut bulan Ramadan, semoga bulan suci ini membawa berkah dan kedamaian bagi kita semua.