Kalau kamu pikir scam itu cuma SMS undian palsu “selamat anda dapat hadiah”, wah, kamu salah besar. Menurut Reski Damayanti, Ketua GASA (Global Anti-Scam Alliance), dalam Executive Talk Suara.com, scam sekarang sudah naik level. Ini bukan lagi kerjaan iseng satu orang, tapi sudah seperti bisnis besar yang terorganisir.
“Scam sudah menjelma menjadi industri,” ucap Reski. Lebih parahnya lagi, para pelaku punya sistem seperti perusahaan sungguhan.
“Mereka sudah invest dengan segala macam teknologi dan tools,” tambah Reski. Melihat betapa besar dan niatnya para scammer ini, kebayang kan seramnya?
Nah, penting buat kita sadari, kalau bisa saja kita-kita yang Gen Z ini jadi sasaran empuk para pelaku. Kenapa?
Kenapa Sih Gen Z Gampang Banget Jadi Target?
Suka yang Instan: Kita terbiasa dengan semua yang serba cepat. Jadi, ketika ada yang menawarkan investasi dengan cuan besar dalam sekejap, trading yang "pasti untung", atau kerja remote dengan gaji segunung, pasti bisa bikin ngiler.
Padahal, bisa jadi itu cuma jebakan betmen buat kamu.
Hidup Online 24/7: Gen Z adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi. Jadi, wajar kalau kita sangat aktif di media sosial dan internet. Di sisi lain, scammer juga makin kreatif. Mereka tahu persis cara membuat iklan atau penawaran yang menarik perhatian kita di platform yang sering kita gunakan.
Terjebak Loker Palsu: Siapa sih yang tidak mau gaji besar in this economy? Mungkin tidak jarang kita melihat beberapa lowongan pekerjaan dengan gaji fantastis. Tapi, kamu perlu hati-hati! Jangan-jangan pekerjaan itu bohongan dan cuma mengincar informasi pribadi atau bahkan uangmu.
Kurang Skeptis Sama Hal 'Administratif': Meskipun urusan teknologi kita tidak perlu diragukan lagi, tapi belum tentu kita jago buat mengecek legalitas aplikasi, izin usaha, atau detail-detail kecil lainnya. Seringkali kita lebih fokus pada tampilan antarmuka yang keren daripada mengecek apakah platform tersebut sudah terdaftar di OJK atau belum.
Mantra Ajaib Biar Gak Jadi Korban Berikutnya
Biar kamu tidak jadi korban berikutnya, mending kamu baca beberapa "mantra ajaib" dari Reski Damayanti yang bisa jadi pegangan:
Think Before You Click. Jago teknologi boleh, tapi kamu juga harus jago melihat mana yang bahaya. Pastiin kamu mikir dulu sebelum lanjut mengklik sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya.
Tolak yang 'Too Good to Be True'. Ingat, hidup itu tidak ada yang instan. Jangan mau terima tawaran cuan cepat dengan risiko rendah, karena sudah hampir pasti itu adalah penipuan.
Jaga Data Dirimu Seketat Jaga Ayang. Hidup di zaman yang serba digital memang apa-apa jadi mudah, tapi semakin mudah juga data dirimu bisa dicuri. Pokoknya, jangan pernah kasih kode OTP, PIN, atau foto KTP ke orang asing atau ke link-link bodong yang tidak jelas.
Gen Z lahir di era digital, jadi harusnya tidak ada alasan buat kita gampang ketipu scam. Ingat, pelaku semakin pintar, punya modal gede, dan cara mainnya pun halus banget. Tapi, bukan berarti kita diam saja dan pasrah jadi korban.
Yang paling penting, stay critical dan jangan gengsi buat speak up. Kalau kamu merasa ada yang tidak beres, langsung saja cabut, jangan dikasih kesempatan. Kalau sudah terlanjur kena, segera lapor dan sebarkan awareness ke teman-temanmu yang lain.
Karena bagaimanapun juga, scammer tidak bisa ngapa-ngapain kalau kita semua cuekin dan lebih cerdas dari mereka.
Penulis: Flovian Aiko
 
                                 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                