Jangan Sampai Ketipu! Bongkar 7 Trik Jitu Bedakan Sepatu KW vs Ori

M. Reza Sulaiman
Jangan Sampai Ketipu! Bongkar 7 Trik Jitu Bedakan Sepatu KW vs Ori
Sepatu KW (twitter.com/txtdarionlshop)

Jujur deh, siapa sih yang nggak ngiler lihat sneakers keren dengan harga miring di marketplace? Apalagi kalau fotonya kelihatan meyakinkan dan testimoninya (yang kadang bodong) bejibun.

Tapi, di balik godaan harga murah itu, ada jebakan batman yang siap bikin kamu boncos dan malu: sepatu KW.

Biar kamu nggak jadi korban selanjutnya dan bisa belanja dengan tenang, yuk kita bedah tuntas tujuh "dosa" paling umum dari sepatu KW yang sebenarnya gampang banget buat dikenali. Jadilah pembeli yang cerdas!

Dosa #1: Harganya 'Nggak Masuk Akal Sehat'

Ini adalah "lampu merah" pertama dan paling jelas. Kamu nemu Nike Dunk, Adidas Samba, atau New Balance 550 dengan harga cuma Rp300 ribuan? Please, jangan langsung check out. Merek-merek besar itu nggak akan ngasih diskon gila-gilaan sampai 80%, kecuali di acara cuci gudang resmi yang super langka.

Cara Ngenalinnya: Sebelum beli, coba deh buka situs resmi mereknya atau cek harga di official store. Kalau bedanya jomplang banget, sudah hampir pasti itu barang KW.

Dosa #2: Jahitan dan Lemnya 'Berantakan Kayak Hidupmu'

Sepatu ori itu dibuat dengan standar kualitas super tinggi. Jahitannya pasti rapi, simetris, dan nggak ada tuh yang namanya bekas lem belepotan. Nah, sepatu KW biasanya punya finishing yang kasar dan asal-asalan.

Cara Ngenalinnya: Jadi detektif dadakan. Cek bagian dalam sepatu, sambungan sol, dan jahitan di lidahnya. Kalau kamu nemu jahitan yang mencong-mencong atau sisa lem yang nggak rapi, mending langsung skip.

Dosa #3: Kotak dan Labelnya 'Nggak Sinkron'

Kotak sepatu ori itu bukan sekadar kardus. Di situ ada label dengan informasi lengkap: kode produksi, ukuran, dan barcode yang semuanya sesuai dengan sepatu di dalamnya. Kotak sepatu KW? Biasanya cuma kardus generik, logonya buram, atau kodenya ngasal.

Cara Ngenalinnya: Manfaatin teknologi! Ada banyak aplikasi kayak CheckCheck atau LegitCheck yang bisa bantu kamu verifikasi kode dari label sepatu.

Dosa #4: Logonya 'Sedikit Aneh'

Ini butuh mata yang jeli. Para pemalsu jago banget meniru logo, tapi hampir nggak pernah bisa 100% sempurna. Mungkin logo centang Nike-nya sedikit lebih gendut, tulisan Adidas-nya pakai font yang beda, atau logo "N" di New Balance posisinya agak miring.

Cara Ngenalinnya: Cek juga logo di insole (alas dalam). Logo di sepatu ori itu dicetak dengan rapi dan awet. Kalau di sepatu KW, biasanya baru dipakai beberapa kali logonya sudah pudar atau ngelotok.

Dosa #5: Nggak Punya 'Surat-surat Resmi'

Beberapa merek besar kadang menyertakan kartu sertifikat keaslian atau QR code di dalam kotaknya. Sepatu KW sudah pasti nggak akan punya "surat-surat" selengkap ini. Kalaupun ada QR code, biasanya nggak akan bisa dipindai atau cuma mengarah ke situs abal-abal.

Dosa #6: Bahannya 'Bikin Kaki Menderita'

Ini baru akan terasa setelah kamu pakai. Sepatu ori pakai bahan premium yang nggak cuma awet, tapi juga nyaman dan bikin kaki bisa "bernapas". Sepatu KW? Biasanya lebih berat, kaku, bahannya panas, dan yang paling parah, bisa bikin kakimu lecet atau iritasi.

Dosa #7: Penjualnya 'Gaib' dan Mencurigakan

Terakhir, lihat siapa yang jual. Kalau kamu beli dari toko online yang nggak punya review jelas, fotonya nyomot dari Google, dan nggak punya alamat fisik, lebih baik waspada. Penjual resmi itu nggak akan takut buat nunjukkin identitas dan reputasi mereka.

Saran Terakhir: Mending Lokal Berkualitas Daripada KW Gengsi

Kalau bujetmu memang terbatas, jangan paksain beli KW. Malu-maluin dan nggak nyaman. Mending lirik merek-merek sepatu lokal yang sekarang kualitas dan desainnya udah keren-keren banget, kayak Compass, Piero, Aerostreet, atau Brodo. Jauh lebih terhormat pakai produk lokal asli daripada produk luar negeri palsu.

Ingat, gengs, sepatu itu bukan cuma soal gaya, tapi juga investasi buat kenyamanan dan kesehatan kakimu. Jadi, jangan asal murah!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak