Berburu Ilmu ke Negeri Seberang

Suwarjono | heri97
Berburu Ilmu ke Negeri Seberang
Kawasan Putrajaya, Malaysia saat malam hari. (Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)

Hari masih gulita. Langit di atas kota Malang belum habis diselimuti gelapnya malam. Meski pagi mulai beranjak, sepoi angin nan dingin masih terasa menusuk tulang. Tapi ribuan santri  SMP-SMA Ar-Rohmah Putri telah bangun dari tidur lelapnya. Berbaris rapi di setiap lorong asrama, khusyuk bermunajat bersama Rabbnya.

 Sebagian santri pun nampak melipat mukenanya. Bergegas meninggalkan asrama, sambil bergelut dengan tas dan koper ditangannya. Tergabung dalam program 'Overseas Malaysia - Singapura 2019', selama sepekan mereka berburu ilmu ke negeri seberang, Ahad (1/9/2019).

Tepat pukul 03.30 WIB rombongan menuju bandara Juanda Surabaya. Setelah dua jam perjalanan udara, akhirnya pukul 11.30 waktu setempat tiba di Kuala Lumpur International Airport Malaysia.

Beragam menu restoran Ummi Aishah di Kota Warisan Sepang telah menyambut seluruh rombongan. Ayam dan kambing bakar serta es merah dipilih menjadi hidangan. Sebagai pelepas lapar dan dahaga setelah perjalanan panjang.

Usai makan siang rombongan bergegas sholat di Masjid Putra yang berada di pusat pemerintahan Malaysia, Putrajaya. Bersebelahan dengan kantor Perdana Menteri Malaysia, Perdana Putra, masjid yang dibangun seluas 1,37 hektar pada tahun 1997 itu mampu menampung 15.000 jamaah.

Memadukan arsitektur Timur Tengah dan tradisional Melayu, ikon utama Putrajaya itu nampak begitu megah dan mengagumkan.  Dilengkapi dengan kubah berwarna merah jambu  dan menara yang terpisah dari bangunan utama masjid. Dinding bawah tanahnya pun menyerupai Masjid Raja Hassan di Casablanca, Maghribi. Berbagai ornamen bernuansa melayu turut  menghiasi eksterior maupun interior masjid kebanggaan Malaysia itu. Semakin elok dipandang, hamparan luas danau Putrajaya sebagai latarnya.

Dirancang oleh Y. Bhg. Dato’ Dr. Nik Mohamad Bin Mahmood dari Kumpulan Senireka Sdn. Bhd, pembangunan masjid itu menghabiskan biaya sebesar RM 250 juta. Sebagai bentuk penghormatan rakyat dan pemerintah Malaysia, Masjid Putra diambil dari nama Mantan Perdana Menteri Malaysia pertama,Tunku Abdul Rahman Putra Al Haj.

Menjelang senja, rombongan  menuju Istana Negara Malaysia. Kediaman resmi Yang di-Pertuan Agong, Kepala Negara Malaysia. Terletak di sepanjang jalan Tunku Abdul Halim utara Kuala Lumpur, istana itu dibuka pada tahun 2011 menggantikan Istana Negara Lama.

Dengan arsitektur yang megah dan indah, kompleks Istana Negara Malaysia itu memiliki luas 97,65 hektar. Mempunyai 22 kubah dan dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian utama, bagian keluarga kerajaan dan bagian administrasi.

Persinggahan di Istana Negara Malaysia itu terasa istimewa. Sebab bisa bertatap muka sejenak dengan pemaisuri Kepala Negara Malaysia yang cantik jelita, Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah. Istri dari Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, Raja Kesultanan Pahang yang kini menjabat Yang di-Pertuan Agong ke-16.

Waktu pun kian larut. Usai makan malam di Dataran Merdeka, rombongan menuju hotel untuk istirahat. Melepas lelah dan menyiapkan energi kembali. (Hery Purnama)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak