Potensi Ekonomi dan Pekerjaan, IMK Sumsel Perlu Dikembangkan

Tri Apriyani | sylvia agatha gultom
Potensi Ekonomi dan Pekerjaan, IMK Sumsel Perlu Dikembangkan
Ilustrasi umkm (freepik)

Industri mikro dan kecil (IMK) merupakan salah satu bagian dari sektor ekonomi yang memiliki peranan penting di Indonesia. Keberadaan IMK membantu perekonomian Indonesia untuk bertahan dari krisis ekonomi dunia. IMK juga menyediakan wadah bagi tenaga kerja Indonesia tanpa mensyaratkan jenjang pendidikan yang tinggi, sehingga terdapat peluang yang cukup besar bagi terserapnya angkatan kerja di Indonesia.

IMK Sumatera Selatan juga memiliki  potensi sebagai ladang ekonomi dan pekerjaan. Berdasarkan Survei IMK Tahun 2018 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), ada 73.564 usaha/perusahaan IMK di Sumatera Selatan dengan 170.012 pekerja. Banyaknya usaha dan pekerja yang bergantung pada industri ini menunjukkan potensi IMK menjadi ladang ekonomi dan pekerjaan.

Pengembangan IMK dapat membuka lapangan kerja baru yang menyerap pekerja baru dan secara bersamaan dapat mengurangi pengangguran. Pengagguran di Sumatera Selatan masih tergolong tinggi, tercatat 175.087 orang belum mempunyai pekerjaan.

IMK yang sangat dekat dengan masyarakat menjadikannya sebagai pusat kegiatan ekonomi bagi rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rumah tangga menjadi konsumen utama terbanyak IMK Sumatera Selatan tahun 2018. Sebanyak 35.289 usaha/perusahaan konsumen utamanya adalah rumah tangga. Tidak hanya rumah tangga, pedagang juga menggantungkan kebutuhan usahanya pada IMK.

Pedagang merupakan konsumen utama kedua terbanyak setelah rumah tangga. Sebanyak 33.871 usaha/perusahaan konsumen utamanya adalah pedagang. Potensi IMK Sumatera Selatan juga terlihat dalam pendapatan yang dihasilkan daalm setahun yang mayoritas berada di atas 10 juta. Bahkan, 5.770 usaha/perusahaan sudah berpendapatan di atas 500 juta.

Kualitas usaha/perusahaan juga menjadi bukti potensi IMK Sumatera Selatan. Tercatat ada 26 usaha/perusahaan IMK di Sumatera Selatan tahun 2018 yang memiliki sertifikat internasional. Hal ini menunjukkan bahwa IMK Sumatera Selatan tidak hanya bisa bersaing secara nasional tetapi juga secara internasional.

Menjadikan IMK sebagai ladang ekonomi dan pekerjaan membutuhkan pengembangan terhadapa usaha maupun para pelaku usaha. Pengembangan yang akan dilakukan sangat tergantung pada kondisi IMK saat ini. Menurut data BPS dalam publikasi Profil IMK 2018, kondisi IMK di Sumatera Selatan belum baik. Pertama,  pertumbuhan produksi IMK di Sumatera Selatan masih berfluktuasi tinggi.

Produksi IMK Sumatera Selatan tahun 2018 di triwulan II turun sebanyak 3,63% dan mencapai minus di triwulan III, kemudian naik 5,42% di triwulan IV. Tidak hanya secara total, produksi tiap sektor usahanya juga masih berfluktuasi tinggi. Kedua, sebanyak  70,56% usaha/perusahaan IMK Sumatera Selatan mengaku mengalami kesulitan dalam usahanya.

Kesulitan terbanyak terjadi pada modal, pemasaran dan bahan baku. Kesulitan bahan baku terjadi karena bahan baku yang langka, harga bahan baku mahal, dan sulit untuk didapatkan karena jarak yang jauh. Ketiga, masih banyak usaha/perusahaan yang belum menjalin kemitraan.

Kerja sama yang saling menguntungkan dalam kemitraan dapat mengembangkan IMK. Akan tetapi masih sedikit usaha/perusahaan IMK yang menjalin kemitraan, hanya 10,86% dari total usaha/perusahaan IMK di Sumatera Selatan yang menjalin kemitraan.

Kemitraan yang dijalin hampir seluruhnya menguntungkan. Hanya 14 dari 7.990 kemitraan yang dijalin belum menguntungkan. Keempat, kurangnya bimbingan/pelatihan/penyuluhan yang dilakukan. Hampir 99% usaha/perusahaan IMK di Sumatera Selatan tahun 2018 belum pernah menerima bimbingan.

Hal ini mungkin menjadi faktor kesulitan pemasaran terjadi. Hanya 64 usaha yang pernah menerima bimbingan manajerial, 960 usaha pernah menerima bimbingan keterampilan/teknik produksi, 71 usaha pernah menerima bimbingan pemasaran, dan 12 usaha pernah  menerima bimbingan lainnya. Kelima, kurangnya penggunaan internet oleh pengusaha untuk mengembangkan usaha/perusahaan yang dimiliki.

Di era sekarang, orang-orang banyak menghabiskan waktu di internet. Banyak orang dari berbagai jenjang usia menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, pemanfaatan internet dalam usaha sangat diperlukan agar produk memiliki jangkauan pasar yang luas dan penjualan meningkat.

Terutama di masa pendemi saat ini, internet menjadi wadah para pelaku industri dalam menjaga penjualannya. Namun, masih sedikit usaha/perusahaan yang menggunakan internet dalam usahanya.

Hanya 4.661 usaha/perusahaan IMK di Sumatera Selatan pada tahun 2018 yang menggunakan internet dalam usahanya. Penggunaan internet paling banyak digunakan untuk informasi dan pemasaran. Kondisi-kondisi inilah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan yang akan dilakukan.

Pengembangan yang akan dilakukan akan menentukan kondisi IMK yang akan datang di Sumatera Selatan. Meningkatnya ekonomi  atau tidak serta berkurangnya pengangguran atau tidak juga akan terlihat. Potensi IMK yang ada tidak boleh disia-siakan, peran aktif dari berbagi pihak sangat diperlukan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak