Mahasiswa PMM 82 UMM berinisiatif memanfaatkan kembali air bekas cuci tangan dengan mengubahnya menjadi air bersih yang dapat digunakan kembali. Melalui bimbingan Bapak Ardik Raharjo S.AB., M.AB dan arahan dari DPPM UMM, 2 mahasiswa ini menciptakan inovasi sederhana berwujud penyaringan air bekas cuci tangan dari bahan-bahan alami.
“Penyaringan ini dibuat guna menghemat air dengan memanfaatkan kembali air kotor bekas cuci tangan yang disaring kembali menjadi air bersih, sehingga dapat digunakan lagi untuk cuci tangan ” ujar salah satu anggota PMM 82 UMM, Ravy Firmansyah pada Jum’at (02/10/2020) lalu.
Penyaringan air ini bisa dibuat dengan mudah oleh masyarakat karena bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan saringan air ini mudah dijumpai dan didapatkan. Pembuatan saringan ini menggunakan botol plastik bekas yang di isi Spons bekas, Ijuk, Arang, Sabut Kelapa dan Kerikil yang disusun secara berurutan dari bawah ke atas. Inovasi sederhana ini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di area tambang dan sawah yang sulit mendapatkan air bersih.
Adanya inovasi ini menjadi solusi bagi masyarakat yang tinggal di daerah kekeringan, dimana air bersih hanya cukup digunakan untuk kehidupan pokok sehari-hari saja. Namun, di era covid-19 ini masyarakat dituntut untuk tetap menjaga kesehatan dan mentaati protokol kesehatan yang salah satunya yaitu mencuci tangan. Ravy menyatakan “ kami berinisiatif membuat inovasi alat penyaring air sederhana ini difokuskan kepada warga yang kekurangan air bersih ”. Adanya alat penyaringan air ini dapat membantu masyarakat desa agar tetap bisa mencuci tangan tanpa harus khawatir kekurangan air bersih dan juga sebagai salah satu upaya untuk menjaga lingkungan.