Guru adalah pejuang pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Membantu menyebarkan asa dan ilmu yang begitu luar biasa meski kadang tak kuasa menerima kenyataan akan balas jasa yang tak sewajarnya.
Tak dipungkiri masih banyak guru yang butuh perhatian lebih dari berbagai pihak mengenai kehidupan ekonomi dan keluarganya, namun mereka tetap berusaha untuk selalu bisa membantu anak didik untuk mengetahui hal baru dan menjadikan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Itulah mengapa jasa para pendidik sangat dihargai dan diabadikan salah satunya dengan peringatan hari guru.
Berbeda-beda antarnegara mengenai waktu peringatan hari guru. Di USA peringatan hari guru jatuh pada minggu pertama di bulan Mei yang dikenal dengan ‘Minggu Apresiasi Guru’. Di Brasil, sejak 1963, pada tanggal 15 Oktober dirayakan hari guru. Di Meksiko, sejak 1918 peringatah hari guru jatuh pada tanggal 15 Mei. Di Hongkong, hari guru diperingati pada tanggal 10 September. Di India, 5 September menjadi peringatan hari guru.
Di Rusia, sejak tahun 1994, hari guru dirayakan tanggal 5 Oktober bertepatan dengan Hari Guru Sedunia. Dari tahun 1965 hingga 1993, hari guru dirayakan pada minggu pertama di bulan Oktober. Dan di Indonesia, tepat pada hari ini, 25 November menjadi hari guru nasional.
Hari Guru Nasional diperingati bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional ditetapkan Presiden Soeharto pada tanggal 25 November 1994, dengan sebuah Keputusan Presiden, yaitu Kepres Nomor 78 tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional. Hari istimewa bagi para pahlawan tanpa tanda jasa (sumber: Wikipedia).
Hampir setiap hari, guru biasa bertemu dan berinteraksi langsung dengan para murid dalam sebuah bangunan penuh sejarah yaitu sekolah ataupun suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat untuk mentransfer ilmu dan mendidik para generasi penerus bangsa agar mampu nantinya bersaing dengan perkembangan zaman dan mampu untuk membangun bangsa menjadi lebih baik dari sebelumya.
Peringatan Hari Guru Nasional pun dilakukan dengan adanya upacara kemudian dilanjutkan dengan rangkaian acara tertentu tergantung dari masing-masing sekolah, biasanya seperti pemberian tanda terima kasih atau persembahan dari para murid kepada para guru tercinta. Namun, semua itu tak dapat dilakukan pada peringatan hari guru kali ini, 25 November 2020. Peringatan hari guru berlangsung via virtual, sama dengan proses belajarnya sejak diumumkan adanya pandemi Covid-19 ini. Semakin muncul perasaan rindu pastinya untuk segera kembali bertemu dengan para murid seperti waktu itu.
Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, pada Hari Guru Nasional 2020 melalui kanal youtube Kemendikbud RI yang berlangsung kurang lebih selama tujuh menit berisikan mengenai motivasi untuk para pejuang pendidikan bangsa beserta pemaparan program-program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung pendidikan dan para pendidik agar tetap semangat dan berinovasi mengajar meski di tengah pandemi ini. Tak lupa upaya lebih lanjut dari pemerintah akan tetap dilakukan untuk membantu dan memotivasi para pendidik bangsa melalui program-program peningkatan kesejahteraan guru dan lainnya.
Sistem pendidikan di seluruh dunia terdampak langsung dari adanya Covid-19 ini. Berdasarkan data UNESCO, di atas 90% populasi murid global harus menjalankan sekolah via virtual dan guru diberikan tanggung jawab untuk mampu mendidik melalui pertemuan online atau sekolah virtual yang artinya para pendidik dituntuk untuk juga mengerti penggunaan teknologi dan terus berinovasi menciptakan kelas yang tetap menyenangkan meski tak dapat bertemu secara langsung dengan murid-murid seperti sedia kala.
Sejak awal diumumkannya pemberlakukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), banyak sekali keluhan yang berdatangan dari para pendidik dan sivitas akademika karena shock, tidak terbiasa, apalagi mereka yang berada di lingkungan yang sulit sinyal atau jangkauan terhadap akses internet.
Luar biasanya, semangat untuk pantang menyerah dan terus berusaha dari banyak pendidik Indonesia mampu membangkitkan kembali pendidikan Indonesia meski masih berada di tengah wabah yang belum juga hilang dari negeri tercinta, bahkan dunia.
Semakin kemari ternyata semakin banyak guru yang justru meningkat kemampuannya dalam penggunaan teknologi dan berinovasi, serta banyak lagi perjuangan yang dilakukan para guru untuk tetap bisa mendidik para murid tanpa dirasakan rasa lelahnya. Tak salah memang jika dikatakan guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Perjuangan mereka tak terukur adanya.
Pendidikan tetap bisa terlaksana meski ada kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaannya berkat bantuan dari berbagai pihak bukan hanya pemerintah Indonesia. Saling support bukan saling menyalahkan atau lempar tangan menjadi salah satu kuncinya. Guru, pemangku kepentingan publik, sivitas akademika, pemerintah, orang tua, serta peserta pendidiknya sendiripun bahu membahu mensukseskan pembelajaran jarak jauh.
Dalam video pidato Mendikbud juga mengajak para pendidik dan semua untuk melihat pandemi ini dari sisi positifnya. Menjadikan proses belajar di masa ini sebagai laboratorium bersama untuk dijadikan sarana evaluasi khususnya di bidang pendidikan dan juga untuk menumbuhkan jiwa inovatif dan solutif.
Pemerintah pun tak begitu saja lepas tanggan atas adanya isu global yang sangat membuat gejolak besar bagi seluruh dunia, khususnya Indonesia. Berbagai program telah diinisiasi pemerintah dalam rangka mendukung proses pendidikan agar tetap berjalan di tengah gangguan, seperti program pemberian kuota data internet, fleksibilitas penggunaan dana BOS, pengalokasian BOS afirmasi dan BOS kinerja untuk bantuan Covid-19 di sekolah negeri dan di sekolah swasta yang paling terdampak Covid-19 ini, bantuan subsidi upah untuk guru dan tenaga kependidikan non-PNS, kurikulum darurat, program guru belajar, laman guru berbagi, program belajar dari rumah TVRI, serta seri webinar masa pandemi.
Sebagai penutupan atas pidatonya, Mendikbud juga menyampaikan adanya upaya selanjutnya dalam meningkatkan kesejahteraan para pendidik yaitu pada tahun 2021 mendikbud berkomitmen untuk memperjuangkan guru-guru honorer melalui seleksi yang demokratis bagi guru-guru non-PNS menjadi guru ASN PPPK dengan kuota cukup besar sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Semoga langkah perjuangan ini bisa terealisasi.
Oleh: Nurul Fauziyyah