Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Olahraga, PON Papua 2021 Diundur

Tri Apriyani | sherina christi
Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Olahraga, PON Papua 2021 Diundur
Suasana Lokasi Venue Pon 2020 Papua, Kampung Harapan, Sentani, Jayapura, Papua, Kamis (16/4). [ANTARA FOTO/Gusti Tanati]

Seperti yang kita semua ketahui, semenjak kemunculan virus corona atau yang biasa disebut sebagai Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap penurunan efektifitas kegiatan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah dalam bidang olahraga. Munculnya Covid-19 ini di Indonesia pada awal Maret 2020 sangat memengaruhi kegiatan latihan yang dilakukan oleh para atlet diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Kegiatan yang biasanya dilakukan oleh para atlet jadi terhambat yang pada normalnya mereka berlatih bersama partner satu tim dalam satu tempat latihan. Namun, karena pandemic Covid-19 kali ini para atlet diharuskan latihan mandiri di rumah masing-masing karena tanggung jawab mereka dengan program yang diberikan oleh pelatih via smarthphone.

Begitu juga dengan salah satu event besar olahraga yang ada di Indonesia, yaitu PON Papua yang seharusnya diselenggarakan pada tahun 2020 ini harus diundur sebagai salah satu dampak yang timbul akibat dari Covid-19 ini. Hal ini memaksa bapak Presiden Jokowi resmi menunda Pekan Olahraga Nasional atau biasa disebut PON 2020 Papua yang semula seharusnya dijadwalkan pada tanggal 20 Oktober 2020 hingga 2 November 2020 diundur hingga tahun depan dengan tanggal yang belum dapat dipastikan.

Dilansir dalam BeritaCenter.com, Keputusan dalam menunda PON Papua 2020 tersebut diambil bapak Presiden Jokowi dalam rapat terbatas pada Kamis pagi (23/4). Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan resmi kepada media oleh Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, “PON 2020 ditunda ke tahun depan. Baru saja diputuskan oleh Bapak Presiden di atas tentang PON.” Meski bulan baru penyelenggaran PON telah ditentukan yaitu pada Oktober 2021, namun tanggal pasti pelaksanaannya belum diketahui.

Dilansir juga dalam sports.okezone.com, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia (RI), yaitu Zainudin Amali, mengatakan bahwa penentuan tanggal pasti dalam penyelenggaraan PON 2020 ini masih harus dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak lain yang terkait, seperti Komite Olahraga Nasional (KONI) hingga Pengurus Besar (PB) PON.

 Hal mengenai pernyataan bahwa penyelenggaraan PON 2020 yang diundur menjadi PON 2021 ini membuat keresahan dan juga menyita perhatian dikalangan para atlet. Salah satunya adalah Shafa Firstariana, Shaf ini sendiri merupakan atlet dari cabang olahraga sepatu roda, dia mengatakan bahwa Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap dirinya “Iya, karena Covid-19 ini bikin aku jadi stres karena gak bisa keluar rumah secara leluasa dan bebas terus jenuh, karena gak bisa ketemu teman baik saat latihan maupun di luar jadwal Latihan yang seharusnya, dan membuat aku merasa parno atau takut akan ketularan virus ini juga”.

Shafa pun memberi tanggapan bahwa karena pandemic ini membuat diharuskannya penerapan latihan mandiri yang dirasa kurang efektif karena membuat menjadi tidak nyaman, karena ia merasa menjadi kurang termotivasi. Namun, berbeda dengan tanggapan dari Yemima Lovellya, yang merupakan atlet sepatu roda DKI Jakarta. Yemima mengatakan bahwa dirinya selama terjadinya pandemic Covid-19 ini membuat dirinya menjadi lebih parnoan, namun menurutnya tanggapannya terhadap Latihan mandiri itu sendiri sudah cukup sekali baginya, bahkan ia kerap menambahkan porsi latihannya saat ia merasa butuh lebih lagi saat latihan karena dengan keadaan yang seperti ini membuat dirinya menjadi lebih takut tertinggal dari teman-teman atlit yang lain. Dikarenakan kurangnya teman sparing-partner yang disebabkan oleh Latihan mandiri ini. Dia berkata jika dirinya gak rajin latihan, maka bisa-bisa dirinyalah yang jadi tertinggal dari yang lain.

Yemima juga memberikan tanggapannya terhadap kebijakan pemerintah tentang diundurnya PON 2020 Papua, “Kalau aku pas aku denger berita tersebut kalau PON diundur, tuh, aku udah seneng banget karena menurutku sih lebih baik PON diundur dari pada sama sekali PON dibatalkan, kalau sampe gak jadi berarti latihanku selama ini sia-sia dong? Ya walaupun rasa degdeg-annya menjadi lebih panjang karena masih ada beban tanggung jawab yang nambah satu tahun lagi latihannya,” ucapnya ketika diwawancarai.

Yemima juga mengatakan bahwa dengan keadaan Covid-19 ini dirinya menjadi lebih sering dimotivasi oleh orang tua dan keluarganya supaya ia tetap semangat berlatih dan tidak putus asa akan kondisi yang ada.

Para atlet juga tentunya memiliki kesibukan lain dan mempunyai kehidupan pribadinya sendiri selain dari berlatih, seperti sekolah online, kuliah online, dlln. Yemima yang saat ini merupakan seorang siswi sekolah menengah, masih harus menjalankan kewajibannya yaitu dengan sekolah online di rumah. Hal tersebut membuat dirinya merasa menjadi lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas dan waktu untuk bersantai di rumah bersama keluarga.

Begitu juga dengan Shafa yang merupakan seorang mahasiswi, bisa lebih fokus dengan perkuliahan ketika kuliah online walaupun ia mengatakan bahwa pada awalnya ia merasa stres karena belum terbiasa, tetapi semakin lama ia jadi terbiasa. Hal ini membuat mereka tetap produktif walaupun hanya di rumah saja. Baik Shafa maupun Yemima juga masih berkomunikasi dengan teman-temannya via online yaitu dengan free call, video call, maupun zoom meeting. Sehingga hubungan mereka antar teman-temannya yang lain tetap berjalan dengan baik walaupun adanya pandemic Covid-19 ini yang membuat semua orang sulit untuk bertemu karena harus menjaga jarak untuk menerapkan protokol yang ada.

Tentunya tidak hanya para atlet tapi semua rakyat Indonesia sangat mengharapkan agar grafik dari Covid-19 di Indonesia bisa cepat turun dan agar vaksin untuk mengobati para pasien korban Covid-19 dapat segera ditemukan sehingga keadaan Indonesia bisa pulih dan kembali normal. Sehingga semua orang dapat beraktivitas kembali dengan normal dan para atlet juga bisa berlatih kembali bersama dengan teman-teman atlet yang lainnya tanpa ada rasa parnoan akan tertular virus Covid-19. Inilah yang menjadi tanggapan para atlet sekaligus menjadi harapan untuk Indonesia kedepannya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak