Tunggu, bukan daging Bu Lusi yang dijadikan menu di warungnya ini, tapi Bu Lusi adalah pemiliknya. Just in case ada yang buru-buru berangkat karena membaca menu oseng mercon tetelan daging di Warung Sambal Iwak Pe Bu Lusi yang berada di perempatan jalan Danau Bratan, Malang.
Oseng mercon menggambarkan citarasa masakan yang meledak-ledak di dalam mulut. Biasanya didapat dari perpaduan cabai dan merica atau lada hitam beserta rempah-rempah lainnya agar pedasnya sempurna. Begitu juga Oseng Mercon Tetelan Daging yang nama menunya ditulis besar-besar di bagian depan warung.
Tampilannya seperti menu semur daging. Dengan kuah yang pekat dan taburan bawang goreng yang nggak pelit sama sekali. Diciduk sekali, terasa tetelan dagingnya lumer di lidah menandakan tetelan dagingnya dimasak sempurna. Bayangan semur tersebut langsung sirna karena lidah diserbu ledakan-ledakan pedas bumbu diiringi krius-krius bawang goreng yang terbawa.
Sekali dua kali suap, rasa hati ingin save the best for last saja. Nasinya disuap banyak-banyak, sedangkan oseng merconnya cukup diciduk agar tersisa sampai akhir makan. Jangan khawatir kurang kenyang, setiap pembelian Sego Sambel Oseng Mercon Tetelan Daging ini sudah include boleh tambah nasi sepuasnya. Pas sekali untuk yang ingin berhemat di akhir bulan dan butuh makan sampai kenyang.
Bu Lusi memang pengertian. Siapa pun pasti nggak ingin menghabiskan nasi tanpa dikoreti sampai tetes akhir sambalnya. Apalagi bagi yang memesan Sego Sambel Manyun (atau ikan patin) dan Sego Sambel Iwak Pe-nya.
Ada yang belum tahu Iwak Pe? Ini adalah ikan pari yang mudah didapat di pantai selatan kota Malang. Kalau ikan patin sih dibudidayakan banyak orang dan dijual bebas di pasar. Setiap menu sego sambelnya kecuali Oseng Mercon dan Krengsengan, diberikan sesendok besar sambal Bu Lusi. Bisa tambah kalau dirasa kurang.
Yang gampang haus disarankan untuk memesan Es Teh Jumbonya. Ukuran gelasnya nggak kira-kira, bisa buat dua orang kalau ingin hemat karena cuma ditebus 5000 saja.