Indonesia Masuk Tiga Besar Penghasil Sampah Plastik di Dunia, Apa Bahayanya?

Hernawan | Muhammad Hafizh Ramadhan
Indonesia Masuk Tiga Besar Penghasil Sampah Plastik di Dunia, Apa Bahayanya?
Ilustrasi sampah plastik menumpuk (shutterstock)

Dari jumlah 8 juta sampah plastik global, Indonesia menyumbang lebih dari 600 ribu ton sampah plastik yang dibuang ke laut setiap tahunnya. Itu menjadikan Indonesia sebagai tiga besar penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, apabila mengacu data dari newsecuritybeat, Nabila Shahab, "Indonesia is Facing a Plastic Waste Emergency", pada 11 Juni 2021.

Di antara tumpukan sampah itu, sampah jenis botol plastik menyumbang angka yang cukup tinggi, yakni 11.600 ton. Disadur dari borgenproject "Leaders Tackle Plastic Waste in Indonesia”, 23 April 2021, dari angka tersebut, hanya 10 persen yang berakhir di pusat daur ulang. Persoalan ini bukan cuma ada di Indonesia.

Amerika Serikat (AS) dan China isu sampah plastik juga menjadi sorotan. AS menjadi produsen sampah plastik terbesar di dunia. Pada 2016, AS menghasilkan 42 juta metrik ton sampah plastik atau dua kali lipat dari volume yang diproduksi China saat itu, data disadur dari The Straits Times pada 2 Desember 2021.

Angka itu bahkan masih lebih besar dari jumlah sampah plastik di seluruh Uni Eropa. Selain itu, AS juga menghasilkan sampah plastik per kapita paling banyak, yakni 130 kilogram per orang dan hanya 21 persen sampah yang berhasil didaur ulang. Apa bahayanya?

Penelitian mendapatkan 5 sampai 13 juta ton plastik bocor ke lautan dunia per tahunnya dan dicerna oleh burung laut, ikan, dan organisme lain. Jika dibiarkan, pada 2050 mendatang, lautan akan mengandung lebih banyak plastik daripada ikan.

Beberapa manusia di antaranya bahkan diprediksi memengaruhi siklus rantai makanan manusia, The Guardian, "A million bottles a minute: world’s plastic binge ‘as dangerous as climate change’", 28 Juni 2017. Industri perikanan juga mendapatkan dampak polusi plastik di lautan. Upaya menanggulangi sampah plastik bukannya tidak ada.

Di Indonesia sejumlah regulasi telah dibentuk. Namun, menurut Greenpeace Indonesia, peta jalan pengurangan sampah oleh produsen belum dibarengi dengan keterbukaan informasi. Ini juga terlihat dari banyaknya sungai dan lahan yang masih disesaki sampah plastik. Seperti waduk Jatigede di Sumedang, Pantai Kuta di Bali, hingga sungai Citarum di Jawa Barat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak