Kaburnya Jenderal Abdul Haris Nasution dalam usaha melarikan diri dari kejaran anggota PKI menyebabkan tewasnya sang putri bernama Ade Irma Suryani Nasution. Pada saat peristiwa berdarah tersebut, Ade Irma tertembak hingga tidak bisa diselamatkan.
Sementara sang ayah, Jenderal Abdul Haris Nasution pada saat kejadian berlangsung, berhasil melompati dinding di samping rumahnya dan berhasil bersembunyi hingga keesokan harinya. Berikut ini adalah profil Ade Irma Suryani Nasution yang tewas tertembak saat malam Peristiwa G30S PKI yang dihimpun dari laman Wikipedia.
Memiliki nama lengkap Ade Irma Suryani Nasution, putri bungsu dari pasangan Jenderal Abdul Haris Nasution dan Johanna Sunarti ini lahir pada 19 Februari 1960 di Jakarta, Indonesia. Ia memiliki seorang kakak bernama Hendrianti Saharah. Pada saat meninggal Ade Irma Suryani Nasution berusia 5 tahun. Ia meninggal pada tanggal 6 Oktober 1965.
Kronologi kejadian tewasnya Ade Irma Suryani Nasution
Kedatangan pasukan Cakrabirawa yang mencoba menculik Jenderal Abdul Haris Nasution adalah awal mula terjadinya peristiwa tragis tersebut.
Ketika melihat kedatangan pasukan bersenjata Cakrabirawa Sang Jenderal Abdul Haris Nasution langsung tiarap ketika pasukan tersebut memberondongya dengan peluru.
Sang istri memerintahkan suaminya Jenderal Abdul Haris Nasution untuk pergi dan menyelamatkan diri dengan memanjat dinding tembok dan akhirnya ia berhasil bersembunyi di tempat Kedubes Irak yang berada tepat di samping rumahnya.
Di dalam rumah, Mardiah, adik dari Sang Jenderal menggendong Ade irma dalam pelukannya. Saat ia berlari mencari tempat aman, pasukan Cakrabirawa melepaskan tembakan dan mengenai punggung Ade Irma.
Sebanyak tiga peluru bersarang dalam tubuh Ade Irma hingga ia hanya mampu bertahan 6 hari setelah kejadian dan akhirnya meninggal pada tanggal 6 Oktober 1965 pada usia 5 tahun.
Penghargaan
Sebagai bentuk penghargaan, Pemerintah membangun monumen pada makam Ade Irma Suryani Nasution dan pada makamnya tertulis kata-kata dari sang ayah Jenderal Abdul Haris Nasution yang berbunyi "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu."
Hingga saat ini nama Ade Irma Suryani sering digunakan sebagai nama jalan, sekolah TK dan taman, salah satunya diabadikan sebagai nama taman di Cirebon yaitu Taman Ade Irma Suryani Nasution.
Demikian tadi kilas balik peristiwa tragis yang menyebabkan anak bungsu dari Jenderal Abdul Haris Nasution tewas oleh pasukan pemberontak PKI. Semoga kita bisa mendapatkan pembelajaran dari setiap kejadian yang terjadi pada sejarah bangsa ini dan senantiasa menghormati jasa para pahlawan.