Aksi solidaritas terus digaungkan oleh banyak komunitas di Indonesia sebagai bentuk dukungan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu lalu, yang menyebabkan ratusan nyawa melayang.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Bonek dan warga Surabaya. Ribuan Bonek tumpah ruah di Jalan Pahlawan depan Monumen Tugu Pahlawan pada Senin malam (3/10/2022) untuk memenuhi ajakan solidaritas dari manajemen Persebaya.
Pihak manajemen Persebaya sebelumnya telah membuat pengumuman di seluruh media sosial terkait acara ini dengan meminta para Bonek mengenakan pakaian hitam dan tiap-tiap orang untuk membawa lilin.
Aksi solidaritas kemanusiaan ini dilakukan tepat pukul 19.27 WIB yang diikuti dengan penyalaan lilin dari peserta aksi serta manajemen yang menyalakan lilin berbentuk Rest In Peace (RIP) yang dirangkai untuk mengenang seluruh korban meninggal di Malang.
Setelah itu para Bonek menundukkan kepala sambil memanjatkan doa bersama untuk korban dan keluarga yang ditinggalkan. Bonek juga secara serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya, Bagimu Negeri, Sampai Jumpa milik Endank Soekamti, dan lagu Song For Pride. Dalam foto yang dibagikan Persebaya, acara itu turut dihadiri oleh Kapolrestabes dan Ketua DPRD Surabaya.
Pihak manajemen Persebaya juga menyampaikan duka cita yang amat mendalam atas tragedi ini.
“Keluarga besar Persebaya turut berdukacita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya. Alfatihah untuk para korban. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Tidak ada satupun pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa,” tulis Persebaya di Instagram.
Persebaya berharap agar tragedi berdarah di sepak bola tanah air tidak lagi terulang. Serta tidak ada lagi rivalitas berlebihan, tidak ada permusuhan, semua tembok diruntuhkan demi satu kata, kemanusiaan.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi catatan kelam dunia sepak bola tak hanya di Indonesia namun di dunia. Ucapan simpati membanjiri Indonesia setelah kabar buruk ini sampai ke dunia Internasional.
Di dalam negeri sendiri, banyak masyarakat yang menuntut agar kasus kemanusian ini diusut tuntas dan para pemimpin yang berkaitan dengan tragedi ini untuk mundur dari jabatannya.