Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini menyebutkan bahwa Rusia tak akan menghentikan invasinya hanya sebatas Ukraina saja.
Menurutnya Zelenskyy, Rusia juga memiliki rencana untuk melakukan hal serupa yang dialami Ukraina, juga berpotensi terjadi di negara bekas Soviet lainnya, seperti Moldova yang letaknya di sebelah barat Ukraina.
Kabar itu pun diketahui ketika pekan lalu Ukraina mengklaim telah berhasil mencegat rencana dinas rahasia keamanan Rusia yang disebut-sebut tengah berupaya mencoba menghancurkan Moldova.
Sebab itu Zelenskyy pun mendesak agar negara sekutunya di Barat dapat segera mengirimkan peralatan tempur untuk dapat mengusir pasukan Rusia yang telah menguasai sejumlah daerah Ukraina kini.
BACA JUGA: 3 Jalur Seleksi Masuk PTN dari Kemdikbud yang Baru, Sudah Tahu Belum?
"Jelas bahwa Ukraina tidak akan menjadi perhentian terakhirnya," kata Volodymyr Zelenskyy seperti dikutip penulis pada Sabtu (18/2/2023).
"Dia akan terus melanjutkan gerakannya. Termasuk semua negara lain yang pada suatu saat menjadi bagian dari blok Soviet," tambah keterangannya.
Lebih lanjut seperti dilansir dari AP News, apa yang disampaikan oleh pemimpin Ukraina itu juga telah dibenarkan oleh Presiden Moldova Maia Sandu yang menyebutkan hal senada dengan Zelenskyy.
Maia Sandu dalam keterangannya juga menjelaskan bahwa dari informasi yang ada, diketahui benar adanya upaya Rusia untuk menggulingkan pemerintahan Moldova.
Dikatakan Maia Sandu, Rusia diduga berupaya mengatur penggulingan tatanan konstitusional yang ada, mengubah kekuasaan dan hal lainnya.
Selain itu, upaya Rusia terhadap Moldova tersebut salah satunya diduga bertujuan untuk menggagalkan Moldova dari semakin terintegrasi dengan Eropa.
"Untuk menggulingkan tatanan konstitusional, untuk mengubah kekuasaan yang sah dari (ibukota) Chisinau menjadi yang tidak sah," kata Maia Sandu.
Karena itu dalam responsnya, Maia Sandu secara tegas mengatakan tak akan membiarkan hal itu dapat terjadi di Moldova.
"Upaya Kremlin untuk membawa kekerasan ke negara kita tidak akan berhasil," kata Maia Sandu.
BACA JUGA: Yakin Menang, Zelenskyy Samakan Ukraina dan Rusia seperti Daud Lawan Goliat
Meski begitu, diketahui lebih lanjut bahwa tudignan Maia Sandu itu telah mendapat tanggapan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova yang tidak membenarkan dan menyebutnya sebagai tidak berdasar sama sekali.
Lebih dari itu Maria Zakharova justru menuding sejumlah pihak yang telah menggunakan informasi tampak rahasia untuk mempengaruhi Moldova.
"Mereka dibangun dengan semangat teknik klasik yang sering digunakan oleh Amerika Serikat, negara Barat lainnya, dan Ukraina," ujar Maria Zakharova.
"Pertama, tuduhan dibuat dengan mengacu pada informasi intelijen rahasia yang konon tidak dapat diverifikasi, dan kemudian digunakan untuk membenarkan tindakan ilegal mereka sendiri," tambahnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS