Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, telah dinyatakan meninggal dunia pada hari ini, Senin (21/4/2025). Informasi pertama kali terkait meninggalnya Paus Fransiskus tersebut dilansir oleh saluran TV Vatikan.
Sebagaimana juga dikutip dari Reuters, Cardinal Kevin Farrell, merupakan orang yang mengabarkan berita duka tersebut.
"Dear brothers and sisters, it is with profound sadness I must announce the death of our Holy Father Francis. (Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam, saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus)," ucap Cardinal Kevin Farrell lewat saluran TV Vatikan, dilansir dari Reuters pada Senin (21/4/2025).
Cardinal Kevin Farrell menambahkan Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin Paskah, (21/4/2025) pada usia 89 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, pukul 7:35 waktu setempat (0535 GMT).
"At 7:35 (0535 GMT) this morning the Bishop of Rome, Francis, returned to the house of the Father. (Pada pukul 7:35 [0535 GMT] pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa)," imbuh Cardinal Kevin Farrell.
Beberapa waktu terakhir, Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli sejak 14 Februari akibat bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia bilateral. Setelah 38 hari, ia kembali ke Vatikan untuk pemulihan, namun kondisi kesehatannya terus memburuk.
Dilansir dari Suara, Senin (21/4/2025) sebulan lalu, Maret 2025, Vatikan sempat merilis foto pertama Paus Fransiskus sejak ia mendapat perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma.
Pada foto tersebut, terlihat Paus tengah duduk di kapel rumah sakit. Namun, potret itu dibuat dari belakang sehingga wajahnya kurang terlihat. Namun, dalam foto itu, tampak Paus Fransiskus bernapas tanpa bantuan alat medis. Umat Katolik sedunia bisa bernapas lega melihat potret tersebut karena menandakan pemimpinnya berangsur-angsur pulih.
Paus Fransiskus mulai dirawat di rumah sakit sejak 14 Februari 2025. Persisnya setelah tim dokter mendiagnosis ia menderita pneumonia ganda, yakni kondisi yang memengaruhi kedua paru-paru. Infeksi ini memerlukan perawatan lanjutan, dan sejak saat itu, Paus tidak terlihat di depan umum.
Awal Maret, pihak Vatikan mengabarkan Paus Fransiskus mengalami dua insiden gangguan pernapasan yang lebih serius. Insiden itu, menurut keterangan Vatikan, disebabkan oleh penumpukan lendir dalam jumlah besar di paru-paru serta bronkospasme atau kondisi yang menyerupai serangan asma.
Untuk menilai kondisi pernapasannya, tim medis melakukan dua prosedur bronkoskopi, yakni pemeriksaan yang menggunakan alat berbentuk tabung fleksibel berkamera untuk mengamati bagian dalam paru-paru.
Sejumlah sumber dari Vatikan mengungkapkan bahwa kesulitan bernapas yang dialaminya diyakini merupakan dampak dari infeksi yang sudah ada sebelumnya, bukan akibat penyakit baru. Meski demikian, dokter masih menilai kondisinya cukup mengkhawatirkan.
Sejak tahun 2014, Paus Fransiskus diketahui tengah menderita beberapa penyakit. Saat usianya masih muda, Paus juga pernah menderita radang selaput dada yang membuat sebagian paru-parunya harus diangkat. Sebab itu, ia pun rentan terserang infeksi paru-paru.
Perlu diketahui, Paus Fransiskus merupakan pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia yang juga menjabat sebagai Kepala Negara Vatikan. Paus Fransiskus terpilih sebagai Paus Gereja Katolik ke-266 pada tahun 2013.
Sebelumnya, Paus yang berkebangsaan Argentina ini menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada tahun 1997. Paus Fransiskus lahir pada 17 Desember 1936. Itu artinya, saat ini, Paus Fransiskus telah memasuki usai 89 tahun.
Ia merupakan putra dari imigran Italia. Ayah Paus, Mario (1908-1959) merupakan seorang akuntan yang bekerja di perusahaan kereta api. Sementara ibunya, Regina Sivori (1911-1981) merupakan sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk membesarkan kelima anaknya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS