Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan

Sekar Anindyah Lamase
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
Khutbah Idul Adh: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan (Istimewa)

Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban. Hewan kurban berupa kambing dan sapi menjadi binatang ternak yang sering disembelih di Indonesia. Sebagai penghuni terbesar di Indonesia, umat Muslim perlu menyiapkan piranti kemandirian pangan berupa binatang ternak.

Hal tersebut diserukan oleh Benni Setiawan, Imam sekaligus Khotib Salat Idul Adha di Lapangan Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Salat Idul Adha ini diselenggarakan oleh Yayasan Jabbal Tar.

“Kegiatan ini rutin kami lakukan setiap tahun sebagai sarana meningkatkan tali silaturahmi masyarakat Muslim di Watubonang dan sekitarnya,” ujar Winarno, pendiri Yayasan Jabbal Tar.

Dalam Khutbahnya, Benni Setiawan, Ketua Divisi Ideologi dan Wacana, Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan arti penting kemandirian pangan berupa binatang ternak. Sembari mengutip Surat Al-Hajj (22: 34), Benni, menegaskan bahwa stok melimpah kambing atau sapi saat Idul Kurban menjadi kunci syukur kepada Allah swt.

“Surat Al-Hajj ayat ke-34 menekankan arti penting umat untuk membangun kemandirian pangan, dengan cara menjadi produsen/peternak kambing dan sapi. Dalam kaitan penyembelihan hewan kurban di bulan Dzulhijjah, tanpa ketersediaan kambing dan sapi yang melimpah, umat Islam akan terus menjadi konsumen. Dahaga impor sapi perlu dirampungkan dengan cara umat Islam menjadi peternak. Semakin banyak peternak, maka swasembada pangan/daging akan terpenuhi,” ujar dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Impor Daging Sapi

Saat ini, menurut Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan, pemerintah akan menambah kuota impor sapi hidup menjadi 534 ribu ekor. Jumlah ini meningkat 184 ribu ekor, dari yang direncanakan pada tahun 2025 hanya akan impor 350 ribu ekor.

Dihadapan sekitar 1000 jamaah, Wakil Dekan Bidang Perecanaan, Keuangan, Umum dan Sumber Daya Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (2023-2025) itu, menekankan arti penting sikap syukur dengan mendorong umat Islam menjadi produsen pangan.

“Saat umat Islam telah swasembada daging, maka makna kurban akan menjadi sempurna. Kurban akan mewujud menjadi ibadah yang semakin dekat dan lekat dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Sebagai makna esensial kurban yaitu dekat,” tambahnya.

Mengingat masih tingginya angka impor sapi di atas, maka Idul Adha adalah momentum refleksi bagi umat Islam di Indonesia. Umat Islam perlu menjadi pelopor bagi kemandirian pangan, dengan menjadi peternak.

“Idul Kurban bukan sekadar perayanan tahunan tanpa makna. Idul Kurban perlu pemaknaan baru sebagai upaya umat Islam membantu pemerintah dalam upaya membangun kemandirian/swasembada pangan,” pungkas Benni.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak