Mandiri Jogja Marathon 2025 sukses digelar dengan semarak di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta pada Minggu (22/6/2025).
Lomba lari tahunan berskala nasional yang diadakan oleh Bank Mandiri ini tak hanya menyatukan ribuan pelari dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara, tetapi juga menyajikan pengalaman sport tourism yang kental dengan nuansa budaya dan kearifan lokal.
Sejak pukul 04.30 WIB, 9.200 peserta dari berbagai kategori mulai dari lomba utama, yakni Marathon dengan jarak 42,195 kilometer, Half Marathon 21 kilometer, 10 kilometer, dan 5 kilometer Fun Run telah memadati area dan bersiap di garis start.
Rute yang dipilih tahun ini kembali memanjakan pelari, berupa keindahan arsitektur Candi Prambanan, dan pedesaan khas Jogja dengan atmosfer asri yang membedakannya dari event marathon di kota besar lainnya. Pasalnya, MJM 2025 pun turut mengajak para pesertanya untuk menjaga warisan dunia serta garis imajiner di Yogyakarta yang telah diakui oleh UNESCO.
Pelari tak hanya diajak memacu stamina, tetapi juga menyatu dengan budaya. Melewati candi yang berusia ratusan tahun, jalan desa yang teduh, hingga disambut sorak-sorai warga sekitar, menjadi daya tarik yang selalu membuat Mandiri Marathon terasa spesial.
Salah satu peserta kategori 10K, Rosa (20) asal Jogja, mengaku puas bisa ikut berpartisipasi di event Marathon ini.
“Seru banget. Nggak cuma lari, tapi berasa diajak jalan-jalan dan kenal Jogja lebih dalam. Finish di depan candi tuh bikin vibes-nya magis,” ujarnya usai mencapai garis akhir.
Namun, kejutan tak berhenti di garis finish. Setelah menuntaskan lomba, para peserta langsung disambut dengan suasana festival yang hangat. Di sinilah para pelari yang baru saja memeras keringat mulai tertarik menjelajahi sisi lain dari event ini, yakni deretan booth UMKM yang siap menyambutnya dengan beragam sajian khas Jogja.
Puluhan Booth UMKM & Brand Lokal siap menjamu pelari

Salah satu booth yang ramai disambangi peserta adalah Nasi Liwet dan Dawet Bu Yeni, yang datang langsung dari Kota Solo. Aromanya yang khas langsung menyita perhatian para pengunjung.
“Kami bawa 150 pcs masing-masingnya dan nggak nyangka jam 7 pagi sudah hampir habis. Seneng banget bisa join tenant di event ini, semoga tahun depan bisa kembali lagi ke sini,” ujar sang pemilik dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Ibu Yeni menyebutkan bahwa Mandiri Jogja Marathon jadi momentum penting untuk memperluas jangkauan produknya.
“Yang beli nggak cuma pelari. Tadi ada juga dari para keluarganya,” tambahnya antusias.
Sementara itu, booth lain seperti Gudeg Yu Djum, Es Cendol Si Geboy, Serabi Pratama, dan Hamzah Batik juga tak kalah ramai. Banyak pelari menjadikan kunjungan ke booth UMKM sebagai bagian dari “cooling down” yang menyenangkan. Bahkan beberapa pelari mengaku sengaja menyisihkan waktu untuk eksplor UMKM, bukan hanya lari semata.
Kiki (25), peserta dari Jakarta, mengaku tidak menyangka acara lari bisa begitu menyatu dengan budaya dan ekonomi lokal.
“Habis lari biasanya ya udahan. Tapi ini aku malah beli gudeg, ngobrol sama penjual batik, terus bawa pulang oleh-oleh juga. Rasanya kaya ikut festival,” tuturnya sambil menunjukkan hasil belanjaannya.
Pelibatan UMKM sudah menjadi bagian penting dari Mandiri Marathon sejak beberapa tahun terakhir. Namun tahun ini, skala partisipasi UMKM meningkat drastis. Acara ini dirancang bukan hanya sekadar ajang lari dan pulang dengan membawa medali, tetapi juga membawa cerita dan produk lokal yang berkesan.
Dampak ekonomi pun terasa. Banyak pelaku UMKM mengaku mengalami peningkatan penjualan hingga 2-3 kali lipat dibanding event biasa. Bahkan ada yang mengaku kehabisan stok lebih awal dari yang diperkirakan karena lonjakan antusiasme pengunjung.
Kartu E-Money Edisi Spesial MJM 2025

Sebagai penyelenggara acara, Bank Mandiri pun menyediakan penjualan kartu e-money seharga Rp35.000,- di booth Bank Mandiri yang ada di sebelah kanan panggung untuk memudahkan para pengunjung dalam bertransaksi.
Event ini membuktikan bahwa olahraga dan ekonomi lokal bisa berjalan berdampingan. Di tengah keringat para pelari, terselip senyum para pelaku UMKM yang dagangannya laris manis, dan semangat untuk terus tumbuh lewat event-event yang mendukung ekonomi kerakyatan.
Mandiri Jogja Marathon 2025 bukan sekadar ajang adu kecepatan. Ia menjelma jadi jembatan antara pelari dan pelaku UMKM, antara stamina dan cerita lokal, antara keringat dan rezeki. Dan Prambanan kembali menjadi saksi bahwa Jogja memang istimewa dalam setiap langkah dan rasanya.