Media sosial lagi-lagi ramai karena sebuah unggahan video dramatis. Pada rekaman tersebut, ditampilkan seorang pria berbaju hijau yang diseret keluar secara paksa oleh beberapa anggota aparat dari sebuah ruang rapat.
Adegan yang mengejutkan tersebut sontak memancing berbagai spekulasi dan decak kagum dari warganet yang haus akan keadilan.
Video tersebut diunggah dengan narasi provokatif bahwa seorang pejabat publik di China yang terlibat kasus korupsi dijemput paksa untuk dihukum mati, bahkan saat rapat penting sedang berlangsung.
Konten tersebut diunggah oleh salah satu pengguna Facebook “Senta Kumala” pada hari Jumat (22/8/2025). Tak butuh waktu lama, unggahan tersebut menarik perhatian netizen yang terkejut sekaligus terkesan dengan ketegasan ala Tiongkok.
Narasi Viral: Koruptor Dijemput Paksa untuk Dihukum Mati
Pada potongan video, nampak jelas kalimat “Inilah di China. Seorang pejabat korupsi dijemput paksa untuk dihukum mati walaupun sedang meeting” tertera dalam video tersebut.
Narasi ini sangat kuat dan memuaskan dahaga publik yang seringkali jengkel dengan lambatnya penanganan kasus korupsi. Hingga hari Minggu (31/8/2025), konten tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 39 kali, disukai 379, dan disebarkan ulang sebanyak 206 kali, menunjukkan betapa cepatnya informasi ini menyebar.

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, klaim tersebut dibuktikan keliru. Kebenaran dari klaim tersebut telah ditelusuri oleh Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax.id) dan ditemukan bahwa video tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan kasus korupsi maupun hukuman mati terhadap pejabat publik.
Faktanya Jauh Berbeda: Bukan Koruptor, tapi Aktivis HAM
Penelusuran dilakukan melalui Google Lens, yang kemudian menemukan adanya kecocokan pada potongan awal video dengan sebuah artikel berjudul “Polisi khusus dikerahkan, dua pejabat dibawa pergi untuk rapat? Netizen sebut mereka pembela HAM” milik situs secretchina.com yang diunggah pada hari Minggu (8/4/2018).
Fakta yang terungkap sangatlah kontras. Rekaman tersebut ternyata merekam momen penangkapan aktivis pembela hak asasi manusia (HAM) yang terjadi dalam sebuah rapat pejabat Partai Komunis Tiongkok pada April 2018.
Dengan kata lain, pria berbaju hijau dalam video bukanlah seorang pejabat korup, melainkan bagian dari kelompok yang justru sedang membela hak-hak sipil warganya.
Konteks Kelam di Balik Video: Momen Represi Negara
Al Jazeera dalam artikelnya mengungkapkan bahwa kejadian tersebut berlangsung di tengah situasi politik Tiongkok yang semakin menekan kebebasan sipil. Pada awal tahun 2018, Presiden Xi Jinping baru saja memperpanjang masa kekuasaannya tanpa batas waktu.
Sejak saat itu, terjadi pembatasan yang lebih ketat terhadap aktivitas masyarakat sipil yang dianggap mampu mengganggu stabilitas sosial, termasuk aktivis, pengacara, mahasiswa, hingga komunitas buruh.
Peristiwa tersebut menjadi bagian dari periode yang menyeramkan bagi para aktivis HAM di Tiongkok, karena pemerintah sedang memperketat kontrol terhadap kritik dan aktivitas independen. Penahanan, intimidasi, hingga pembatasan penggunaan internet semakin masif dilakukan.
Penangkapan yang terekam dalam video singkat yang sempat viral tersebut merupakan salah satu bukti nyata dari represi terhadap para pembela HAM, aktivis, dan pengacara selama sepanjang tahun 2018.
Dengan demikian, video viral yang sempat diyakini sebagai bukti kerasnya hukuman bagi pejabat korup, sejatinya justru menggambarkan represi negara terhadap warganya sendiri.
Kasus ini juga menjadi pengingat bagi publik bahwa informasi di media sosial perlu selalu diperiksa kebenarannya sebelum dipercaya atau dibagikan ulang, agar kita tidak salah kaprah dalam memahami sebuah peristiwa.
Penulis: Flovian Aiko