Bebaskan Direktur Lokataru! Gema Tuntutan dari Aksi Solidaritas Malaysia di Depan Kedubes RI

Hayuning Ratri Hapsari
Bebaskan Direktur Lokataru! Gema Tuntutan dari Aksi Solidaritas Malaysia di Depan Kedubes RI
Massa aksi bentrok dengan personel kepolisian di kawasan Senayan saat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Aktivis Malaysia melakukan unjuk rasa di depan Kedubes RI di Kuala Lumpur sebagai bentuk solidaritas terhadap para demonstran di Indonesia.
  • Tuntutan utama mereka adalah pembebasan tanpa syarat bagi 3.337 orang yang ditangkap selama aksi 25-31 Agustus, berdasarkan data yang dirilis oleh YLBHI.
  •  Para aktivis menegaskan aksi mereka didasari oleh isu kemanusiaan (korban tewas, luka, dan ditangkap), bukan untuk mencampuri urusan politik internal Indonesia.

Gelombang protes besar yang melanda Indonesia pada akhir Agustus 2025 ternyata tidak hanya bergema di dalam negeri.

Gema perlawanan itu kini menyeberang hingga ke negeri jiran, saat sejumlah aktivis Malaysia menggelar aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur pada Rabu (3/9/2025).

Aksi yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat sipil ini membawa satu tuntutan utama: mendesak pemerintah Indonesia untuk segera membebaskan ribuan orang yang ditangkap selama rentetan demonstrasi pada 25 hingga 31 Agustus lalu.

Ini adalah sinyal kuat bahwa mata dunia, terutama tetangga serumpun, kini tertuju pada penanganan krisis hak asasi manusia di Indonesia.

Solidaritas Kemanusiaan, Bukan Intervensi Politik

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @mandiri.my, terlihat para orator dengan tegas menyuarakan dukungan mereka.

Amir Hadih, Pengarah Eksekutif Mandiri, menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk "sokongan penuh terhadap rakyat Indonesia yang sedang berhadapan dengan penindasan."

Mereka berulang kali menegaskan bahwa aksi ini bukanlah upaya untuk mencampuri urusan politik internal Indonesia. Bagi mereka, isu pembubaran DPR atau dinamika politik lainnya adalah murni urusan rakyat Indonesia. Namun, ketika sudah menyangkut nyawa dan kebebasan, solidaritas kemanusiaan harus melintasi batas negara.

"Mereka mau bubarkan DPR, mereka mau kekalkan DPR, mereka mau pindah DPR, itu urusan mereka, bukan urusan kita yang kita hormati," teriak seorang orator dengan lantang.

"Tetapi bila ada yang sehingga terbunuh, bila rakyat yang bersuara ditangkap, bila ada yang cedera dan mati, kita akan terus berdiri. Bersolidaritas bersama rekan-rekan komrad kita di Indonesia," lanjutnya, disambut sorakan massa.

Data YLBHI Jadi Pemicu

Aksi solidaritas ini dipicu oleh data mengerikan yang dirilis oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Menurut data tersebut, sepanjang aksi unjuk rasa pada 25-31 Agustus 2025, tercatat:

  • 3.337 orang ditangkap
  • 1.042 orang mengalami luka-luka
  • 10 orang meninggal dunia

Di antara ribuan yang ditangkap, terdapat nama-nama aktivis kunci seperti Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen; Staf Lokataru, Mujaffar Salim; hingga admin Gejayan Memanggil, Syahdan Husein. Angka-angka inilah yang menjadi dasar tuntutan para aktivis di Malaysia.

Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen (Linkedln)
Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen (Linkedln)

"Kita meminta kepada pemerintah Indonesia membebaskan rekan-rekan kita yang sekarang ini ditangkap. Yang patut ditangkap adalah mereka yang menyebabkan kematian. Bukan aktivis rakyat, bukan rakyat biasa," tegas sang orator.

Respons Hangat Netizen Serumpun

Aksi ini mendapat sambutan yang sangat positif dari netizen Indonesia. Kolom komentar unggahan tersebut dibanjiri ucapan terima kasih dan apresiasi, menunjukkan bahwa ikatan emosional "saudara serumpun" masih sangat kuat.

"Respect untuk saudara Malaysia," tulis seorang warganet.

"Terima kasih adik Malaysia, saudara serumpun selamanya," timpal yang lain.

Fenomena ini membuktikan bahwa di era digital, isu penegakan HAM tidak lagi bisa dibatasi oleh sekat geografis. Sebuah aksi kecil di Kuala Lumpur mampu mengirim pesan besar ke Jakarta, sekaligus mempererat kembali hubungan antar-masyarakat di tingkat akar rumput.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?