Bagi Suliswanto, hari itu seharusnya sama seperti hari-hari lainnya: mencari rumput di kawasan sejuk Jalan Raya Pacet-Cangar, Mojokerto. Tapi takdir punya rencana lain. Di dasar sebuah jurang sedalam lima meter, matanya menangkap sesuatu yang akan menghantuinya selamanya: potongan kaki kiri manusia yang sudah membusuk.
Penemuan mengerikan inilah yang menjadi benang pertama dari sebuah gulungan misteri yang kelam, mengungkap kisah cinta beracun, tuntutan hidup yang tak realistis, dan amarah yang berakhir dengan 65 potongan tubuh.
Misteri di Indekos Lidah Wetan
Jauh dari jurang Mojokerto, di sebuah indekos di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, sebuah misteri kecil sedang terjadi. Warga dan Ketua RT, Heru Krisbiantoro, sudah lima bulan ini dibuat penasaran oleh pasangan muda yang menempati salah satu kamar.
Mereka, Alvi Maulana (24) dan Tiara Angelina Saraswati, hidup bersama, tapi statusnya tak pernah jelas.
"Dimintai KTP nggak pernah ngasih, jadi saya nggak bisa ngomong apakah itu istri siri atau adiknya," kata Heru.
Pemilik kos pun hanya mengenal mereka lewat WhatsApp. Alvi, si pria, mengaku akan tinggal bersama keluarganya. Sebuah kebohongan kecil yang menutupi sebuah rahasia besar.
Malam yang Mengubah Segalanya
Pada Minggu, 31 Agustus 2025, Alvi pulang larut malam. Tapi malam itu, pintu kamarnya terkunci dari dalam. Tiara, kekasih yang sudah lima tahun bersamanya, membiarkannya di luar selama satu jam.
Saat pintu akhirnya terbuka, yang menyambut Alvi bukan lagi kehangatan, tapi amarah. Cekcok mulut pun tak terhindarkan. Pertengkaran itu, yang menurut Alvi dipicu oleh tuntutan ekonomi dan gaya hidup mewah Tiara, menjadi puncak dari kekesalan yang sudah lama ia pendam.
"Emosi saya memuncak karena sudah memendam dari lama," klaim Alvi.
Kalap, ia mengambil pisau dapur. Tiara yang ketakutan berlari ke lantai dua, tapi tak ada jalan keluar. Satu tusukan di leher mengakhiri hidupnya, sekaligus mengakhiri kisah cinta lima tahun mereka.
Horor di Kamar Mandi
Kekejian Alvi tidak berhenti di situ. Di dalam kamar mandi indekos itulah, ia melakukan sesuatu yang tak terbayangkan. Ia memotong-motong tubuh Tiara menjadi puluhan bagian, memisahkan daging dari tulangnya.
Potongan-potongan tubuh itu kemudian ia buang ke jurang Pacet, Mojokerto, berharap rahasianya terkubur selamanya di sana.
Saat Jurang Mulai 'Berbicara'
Tapi alam tidak bisa menyimpan rahasia keji selamanya. Penemuan Suliswanto menjadi awal dari kerja keras polisi. Dengan bantuan anjing pelacak, tim penyisir menemukan total 65 potongan jasad manusia. Mayoritas berupa jaringan otot dan kulit, serta dua potongan kunci: telapak kaki kiri dan pergelangan tangan kanan.
Dari sidik jari di pergelangan tangan itulah, identitas korban akhirnya terungkap: Tiara Angelina Saraswati, seorang sarjana manajemen lulusan Universitas Trunojoyo Madura.
Akhir dari Pelarian
Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk menghubungkan potongan tubuh di jurang dengan pasangan misterius di indekos Lidah Wetan. Pada Minggu, 7 September, dini hari, Alvi Maulana ditangkap.
Di hadapan polisi, ia mengaku menyesal. "Anaknya temperamen terhadap masalah kecil, puncaknya saya dikunci dari dalam itu, saya menyesal dan minta maaf kepada keluarga korban," katanya.
Kini, pisau dapur, gunting taman, palu, dan sprei berlumuran darah menjadi saksi bisu dari sebuah malam di mana cinta berubah menjadi kebencian, dan sebuah pertengkaran kecil berakhir menjadi salah satu kasus mutilasi paling mengerikan.