Di saat nama Nadiem Makarim lagi jadi headline karena jadi tersangka kasus korupsi Chromebook, tiba-tiba muncul "saksi ahli" yang paling ditunggu-tunggu: Prof. Mahfud MD.
Mantan Menko Polhukam ini tanpa tedeng aling-aling langsung membongkar "dapur" Nadiem selama menjabat sebagai menteri.
Lewat kanal YouTube-nya, Mahfud memberikan testimoni yang super blak-blakan. Kesimpulannya? Bikin kita semua auto garuk-garuk kepala. Menurut Mahfud, Nadiem itu orangnya bersih, tapi nggak paham cara kerja pemerintahan dan super susah ditemui.
'Anak Ajaib' yang Ternyata 'Gaib' di Kampus
Mahfud memulai ceritanya dengan mengakui citra Nadiem yang selama ini dibangun di publik.
"Nadiem Makarim itu dianggap wah ini orang hebat, anak muda bisa bikin macam-macamlah yang katanya hebat gitu. Membanggakan bangsa," ujar Mahfud.
Tapi, pujian itu cuma pemanasan. Mahfud langsung melancarkan "serangan" pertamanya. "Padahal Nadiem Makarim itu tidak punya track record di situ di bidang pendidikan."
Menurut Mahfud, Nadiem ini seperti "menteri gaib" bagi dunia pendidikan tinggi. Ia hampir tidak pernah berinteraksi langsung dengan para rektor atau mengunjungi kampus.
"Bayangkan Nadiem Makarim itu selama zaman menjadi menteri itu gak pernah sekalipun datang ke kampus perguruan tinggi. Ke UI sekali kalau gak salah itu melantik aja to? Cuma melantik. Bukan memberikan arahan kebijakan," tegas Mahfud.
Momen Saat Para Rektor 'Menemukan' Menterinya
Saking jauhnya Nadiem dari para rektor, Mahfud sampai harus turun tangan. Ia cerita, dulu Presiden Jokowi pernah memintanya memberikan arahan ke perguruan tinggi soal kebijakan COVID-19.
"Di pikiran saya ini kan tugasnya Pak Mendikbud. Lalu saya ajak si Nadiem ketemu melalui virtual dengan rektor seluruh Indonesia," kenang Mahfud.
Dan reaksi para rektor saat itu, kata Mahfud, benar-benar mengejutkan dan menyedihkan.
"Tahu gak yang muncul di situ? Profesor rektor. Mereka bilang alhamdulillah menteri bisa menegur kami. Selama ini kami gak pernah. Rektor Universitas Diponegoro bahkan berteriak di zoom, 'Alhamdulillah ada kebijakan. Kami selama ini gak pernah diberi arahan gak pernah ketemu. Ada Pak Nadiem hadir ada,'" cerita Mahfud.
Sebuah potret yang menunjukkan betapa terputusnya komunikasi antara sang menteri dengan "rakyat"-nya di dunia akademik.
'Ngantor' di Hotel, Susah Ditemui Pejabat Tinggi
Keanehan Nadiem ternyata bukan cuma soal kampus. Mahfud juga membongkar betapa susahnya para pejabat tinggi negara untuk sekadar bertemu dengan Nadiem.
"Bahkan ada yang bilang nih seorang petinggi besar itu mau ketemu Pak Nadiem gak bisa. Berkali-kali daftar gak bisa," kata Mahfud.
Pertemuan itu akhirnya terjadi, tapi di lokasi yang sangat tidak lazim untuk urusan kenegaraan.
"Lalu di mana? Ditemui di hotel karena konon dia gak ngantor di kantornya ditemuinya di hotel mantan pejabat tinggilah," ucap Mahfud.
Kesimpulan Akhir Mahfud: Bersih, tapi Nggak Paham
Dari semua pengalamannya itu, Mahfud sampai pada satu kesimpulan yang sangat ironis.
"Nah, jadi itu menurut saya Nadiem itu adalah orang yang bersih tetapi tidak paham birokrasi dan pemerintahan," katanya.
Mahfud menganalisis, Nadiem masih membawa pola pikir startup Gojek ke dalam birokrasi yang rumit.
"Dia berpikirnya taktis saja bahwa ini kayak ngatur bisnis ojek dan sebagainya itu tap tap tap gitu padahal birokrasi kan tidak begitu gak paham," jelasnya.
Meskipun begitu, Mahfud tetap meyakini satu hal. "Bahwa dia bersih itu iya."
Pengakuan Mahfud ini seolah membuka kotak pandora. Jadi, apakah Nadiem adalah "orang bersih" yang naif dan akhirnya terjebak oleh sistem yang tidak ia pahami? Atau, penilaian Mahfud MD soal integritasnya kali ini meleset?