Yang Baru di Stasiun Cikini, Kenalan Yuk Sama Pelican Crossing Si Penyelamat Pejalan Kaki!

M. Reza Sulaiman
Yang Baru di Stasiun Cikini, Kenalan Yuk Sama Pelican Crossing Si Penyelamat Pejalan Kaki!
Pejalan kaki menyeberang pada pelican crossing di depan Stasiun Cikini, Jakarta, Senin (15/9/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Masalah menahun yang menghantui stasiun Cikini akhirnya selesai. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung hari ini meresmikan pelican crossing baru untuk para pejalan kaki yang akan menggunakan KRL dari stasiun Cikini.

Ia menegaskan Pemerintah Jakarta berkomitmen untuk memberikan kemudahan bagi warga untuk memanfaatkan fasilitas publik.

"Secara cepat kita merespons apa yang jadi masukan, saran dari publik. Alhamdulillah sekarang sudah terselesaikan (pelican crossing). Tapi saya minta nggak boleh ada yang parkir di sini, apapun itu ojol, taksi," tutur Pramono melansir media sosial Pemda DKI Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Lalu apa itu Pelican Crossing dan apa bedanya dengan zebra cross? Meskipun kelihatannya mirip, cara kerjanya beda banget dan jauh lebih aman, terutama buat kita para pejalan kaki. Biar nggak salah kaprah lagi, yuk kita kenalan lebih jauh!

Apa Sih Bedanya Sama Zebra Cross Biasa?

Zebra Cross: Ini cuma "tanda" di aspal. Kita yang mau nyeberang harus adu nyali sama pengendara.

Kita berharap mereka mau berhenti, tapi sering kali mereka malah ngebut. Nasib kita ada di tangan kebaikan hati si pengendara.

Pelican Crossing: Ini adalah "bos"-nya penyeberangan. Dia punya kekuatan untuk memerintahkan kendaraan berhenti lewat lampu lalu lintas. Kita nggak perlu lagi pasrah, kita yang pegang kendali.

Metodenya simpel banget: tekan tombolnya, tunggu sampai lampu buat pejalan kaki menyala hijau (dan lampu buat kendaraan jadi merah), baru deh kita nyeberang dengan tenang dan aman.

Kenapa Namanya 'Pelican'? Emang Ada Hubungannya sama Burung?

Ternyata, nama "Pelican" ini cuma akal-akalan biar gampang diingat! Nama aslinya adalah singkatan dari 'Pedestrian Light Controlled Crossing' (Penyeberangan yang Dikendalikan Lampu untuk Pejalan Kaki), disingkat jadi PELICON.

Karena di Inggris (tempat metode ini lahir) sudah ada Zebra Cross yang pakai nama hewan, biar gampang dan nyambung, kata PELICON ini dipelesetkan jadi PELICAN. Cerdas juga ya marketingnya!

'Fitur Ajaib' yang Bikin Pelican Crossing Unggul

Pelican Crossing ini bukan cuma soal lampu. Dia punya beberapa "fitur ajaib" yang membuatnya jadi pilihan paling aman dan nyaman:

Speaker 'Anti Ngantuk': Selain lampu, ada juga suara "tit-tit-tit" yang super nyaring. Ini bukan cuma buat nandain waktu nyeberang, tapi juga buat "bangunin" pengendara yang mungkin lagi microsleep atau nggak fokus.

Ramah Disabilitas: Ini keunggulan terbesarnya. Buat teman-teman kita yang pakai kursi roda atau punya keterbatasan lain, nyeberang lewat JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) itu perjuangan banget. Dengan Pelican Crossing, mereka bisa nyeberang dengan mudah tanpa harus naik-turun tangga. Waktu yang dikasih buat nyeberang juga cukup lama, jadi nggak perlu buru-buru.

Efisien Buat Pengendara: Buat para pengendara, sistem ini juga adil, lho. Lampu merahnya cuma nyala kalau ada yang menekan tombol. Kalau nggak ada pejalan kaki, mereka bisa terus melaju tanpa hambatan. Jadi, nggak ada lagi drama berhenti sia-sia.

Panduan Singkat Buat Para Pengendara

Nah, buat kamu yang bawa kendaraan, ini etika dasar pas ketemu Pelican Crossing:

  1. Kurangi kecepatan kalau lihat ada penyeberangan ini di depan.
  2. Berhenti di belakang garis pas lampu merah, jangan nyerobot.
  3. Sabar! Kasih kesempatan pejalan kaki, terutama lansia atau penyandang disabilitas, buat nyeberang sampai selesai.
  4. Kalau lampu sudah hijau, tetap jalan perlahan sambil waspada.

Jadi, lain kali kamu lihat ada tombol penyeberangan, jangan ragu buat dipakai, ya! Itu adalah hakmu sebagai pejalan kaki untuk bisa menyeberang dengan aman dan beradab.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak