Ada kabar mengerikan dari PBB yang mungkin lebih serem dari film horor manapun: udara yang kita hirup setiap hari ternyata jadi pembunuh senyap yang merenggut 4,5 juta nyawa setiap tahunnya!
Ini bukan lagi soal polusi biasa di kota besar. Masalahnya sudah naik level jadi isu global gara-gara asap kebakaran hutan yang bisa terbang lintas benua.
Di tengah semua kabar buruk ini, ternyata ada secercah harapan. Solusi untuk bersih-bersih udara ini sebenarnya sudah ada dan terbukti berhasil. Tapi, kenapa masih banyak negara yang seolah tutup mata?
Saat Asap Kebakaran Hutan Jadi 'Teroris' Lintas Negara
Bayangin, kebakaran hutan yang terjadi di satu negara, asapnya bisa sampai ke negara lain, bahkan benua lain. Pejabat dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Lorenzo Labrador, bilang kalau asap dari kebakaran di Spanyol dan Portugal saja bisa terdeteksi sampai ke Eropa Barat.
"Polusi ini berpotensi menyebar ke seluruh benua," ujarnya. Ini artinya, kita nggak bisa lagi egois mikirin polusi di negara sendiri. Masalah udara kotor sudah jadi musuh bersama yang harus dihadapi bareng-bareng.
WMO juga menunjukkan peta global yang bikin merinding. Wilayah-wilayah seperti Chili, Brasil, Kanada, Afrika Tengah, sampai Siberia kini ditandai dengan warna merah tua, menunjukkan konsentrasi partikel halus PM 2.5 yang sangat tinggi akibat kebakaran hutan.
Secercah Harapan dari China dan Eropa
Tapi tunggu dulu, jangan langsung pesimis. Di tengah semua kegelapan ini, ada contoh nyata bahwa perlawanan terhadap polusi udara itu BISA berhasil. Lihat saja China dan Eropa. Mereka berhasil menurunkan emisi setiap tahunnya.
Contoh paling keren datang dari Shanghai. Pemerintah kota ini gencar banget membangun taman dan menanam ribuan pohon baru. Hasilnya? Udara di kota super padat itu kini terasa jauh lebih bersih. Sebagian besar warganya juga sudah beralih ke kendaraan listrik.
"Ini bukti nyata bahwa langkah untuk melawan polusi udara memang bisa berhasil,” kata Clare Nullis dari WMO.
'Kitab Suci' Anti-Polusi yang Sudah Terbukti Sakti
Nah, ini dia bagian paling pentingnya. Ternyata, sudah ada lho "kitab suci" atau perjanjian internasional yang diam-diam jadi pahlawan. Namanya Konvensi Polusi Udara Lintas Batas Jarak Jauh.
Perjanjian yang berlaku di Eropa dan Amerika Utara ini mewajibkan 51 negara anggotanya untuk punya aturan super ketat soal batas emisi polutan.
Hasilnya? Gila-gilaan! Sejak diberlakukan pada 1979, kualitas udara di kawasan itu membaik drastis dan diperkirakan menyelamatkan 600 ribu nyawa setiap tahunnya!
Di Eropa saja, pengurangan emisi ini berhasil menambah rata-rata satu tahun usia harapan hidup warganya. Keren banget, kan?
PR Terbesarnya: Kenapa yang Lain Nggak Ikutan?
Kesuksesan konvensi ini bikin banyak negara di Asia dan Amerika Selatan jadi "iri" dan pengen meniru. Tapi pertanyaannya, kenapa prosesnya lambat banget?
WMO menegaskan, masalah kualitas udara dan perubahan iklim itu dua sisi dari koin yang sama. Nggak bisa ditangani sendiri-sendiri.
"Kita harus menghadapinya bersamaan jika ingin menjaga bumi, masyarakat, dan ekonomi kita,” jelas Ko Barrett dari WMO.
Jadi, solusinya sebenarnya sudah ada di depan mata. Contoh suksesnya juga sudah jelas. PR terbesarnya sekarang adalah kemauan politik dari para pemimpin dunia untuk berhenti saling menyalahkan dan mulai bekerja sama. Karena pada akhirnya, udara yang kita hirup itu cuma satu, dan nggak punya paspor atau KTP.
Penulis: Muhammad Ryan Sabiti