Di masa pertumbuhan, anak tidak hanya perlu bermain, tetapi juga membutuhkan ruang untuk mengekspresikan perasaannya dan belajar untuk mengendalikannya.
Dan tahu nggak sih, kalau ternyata, ada banyak kegiatan sederhana di rumah yang bisa berfungsi seperti terapi untuk membantu anak mengenali emosi, melatih keterampilan sosial, sekaligus mengurangi stresnya, lho!
Dengan membiasakan beberapa aktivitas ini secara rutin, orang tua dapat mendukung kesehatan emosional anak tanpa harus selalu mengandalkan terapi formal.
Berikut lima aktivitas seru yang bisa langsung dicoba di rumah sebagai bentuk terapi alami untuk anak. Yuk, simak!
1. Feeling faces atau cetak ekspresi

Kegiatan feeling faces dilakukan dengan menggunakan kartu atau poster yang berisi berbagai ekspresi wajah, seperti senang, sedih, marah, atau takut. Anak diajak untuk mengenali dan menyebutkan emosi yang sedang dia rasakan melalui gambar tersebut.
Jika ingin lebih personal, anak juga bisa menggambar wajah sendiri sesuai perasaannya pada saat itu. Dengan cara ini, anak belajar bahwa semua emosi yang muncul adalah wajar dan boleh diungkapkan.
Selain membantu melatih kesadaran diri, kegiatan ini juga memberikan anak jalur komunikasi non-verbal yang aman, terutama bagi yang sulit menyampaikan perasaannya dengan kata-kata. Orang tua bisa bertanya pada anak dengan menunjuk kartu ekspresi dan anak akan menjawabnya.
Hal ini akan membantu anak memahami pemicu emosinya dan mulai belajar mengatur perasaannya. Seiring waktu, anak juga akan menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, membangun empati, dan merasa lebih didukung serta dimengerti.
2. Building block atau permainan menara

Memberikan anak balok atau mainan konstruksi lalu mengajaknya membangun bersama bisa jadi pengalaman yang menyenangkan, lho. Lewat kegiatan ini, anak berlatih menggerakkan tangan dengan terampil dan melatih kemampuan berpikir ruang maupun logikanya.
Saat menyusun balok, anak juga belajar bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang tua atau teman yang mendampinginya. Semua ini membuat permainan sederhana berubah menjadi kesempatan belajar yang berharga.
Selain itu, anak akan merasakan kepuasan saat bangunannya berdiri sesuai imajinasinya. Jika balok roboh, dia akan belajar menghadapi tantangan dengan mencoba lagi atau mencari solusi baru.
Aktivitas ini juga melatih anak mengendalikan rasa frustrasi dan mengajarkan kesabarannya. Dengan dukungan orang tua yang bijak, anak bisa belajar tekun, berani menyampaikan ide, dan bahkan berbagi tugas kecil dalam membangun bersama.
3. Bermain peran (role play)

Bermain peran, seperti berpura-pura menjadi dokter, guru, atau tokoh favoritnya, memberi kesempatan bagi anak untuk memahami dunia di sekitarnya dengan cara sederhana. Lewat permainan ini, anak bisa merasakan bagaimana rasanya berada di posisi orang lain.
Dari situ, anak akan mulai belajar mengenal perasaan orang lain dan menumbuhkan empatinya. Selain itu, anak juga terbantu dalam mengasah keterampilan sosial dan bahasanya ketika berinteraksi.
Tidak hanya itu, bermain peran juga bisa membuat anak lebih percaya diri karena anak bebas mengekspresikan ide tanpa takut salah. Anak merasa lebih leluasa mencoba hal baru yang mungkin belum pernah dia alami.
Aktivitas ini sekaligus melatih keberanian anak untuk menghadapi berbagai situasi. Dengan begitu, anak terbiasa menghadapi tantangan kecil sejak dini yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan.
4. Membaca buku cerita

Membaca buku cerita tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bisa menjadi terapi yang bermanfaat bagi anak, lho. Saat mendengarkan atau membaca sebuah kisah, anak dapat belajar memahami perasaan sang tokoh cerita.
Anak juga mulai mencoba menghubungkan emosi tersebut dengan pengalaman pribadinya sendiri. Kegiatan ini menjadi lebih istimewa jika dilakukan bersama orang tua, karena bisa mempererat hubungan emosionalmu dan anak.
Selain menyenangkan, membaca juga melatih konsentrasi anak agar lebih fokus. Kosakatanya akan bertambah, dan daya ingatnya pun semakin terasah melalui cerita yang beragam.
Anak juga dapat menemukan motivasi baru dari kisah-kisah positif yang dibacakan. Tidak hanya itu, buku cerita juga bisa mengajarkan nilai kehidupan yang berharga untuk masa depan anak nantinya.
5. Meditasi ringan, pernapasan dalam dan gerakan mindful

Mindfulness bisa dilakukan lewat latihan pernapasan dalam, meditasi sederhana, atau gerakan ringan seperti yoga anak dan gerakan tubuh sadar. Aktivitas ini membantu anak fokus pada saat ini, sehingga pikirannya tidak terlalu sibuk memikirkan masa depan atau terbebani oleh masa lalu.
Dengan membimbing anak menarik napas perlahan, menahannya sebentar, lalu menghembuskan dengan tenang, anak dapat merasakan perubahan tubuh. Misalnya, saat perut terasa naik turun, anak mulai menyadari bahwa dia bisa mengendalikan respons tubuh ketika emosi sedang kuat.
Gerakan tubuh sadar juga melatih anak mengenali sensasi tubuhnya, seperti otot yang tegang, rasa panas, atau ketidaknyamanan tertentu. Dari sini, anak belajar membaca tanda-tanda fisik yang muncul saat dia stres.
Aktivitas ini sangat berguna ketika anak mulai merasa gelisah, misalnya sebelum tidur, setelah bermain atau seusai mengalami hal yang menegangkan di sekolah. Jika dilakukan secara rutin, mindfulness akan membuat anak lebih fokus, merasa lebih tenang, dan memiliki cara alami untuk menenangkan diri ketika emosinya meningkat, lho.
Menjalankan aktivitas-aktivitas ini di rumah bukan hanya soal hiburan, melainkan bagian dari pola dukungan emosional anak yang tahan lama. Dengan menyediakan anak ruang aman untuk berekspresi, belajar mengenali perasaan, dan berlatih regulasi emosi, orang tua ikut membangun fondasi kesehatan mentalnya yang kuat sejak dini.
Jadi, yuk mulai hari ini luangkan waktu untuk aktivitas terapi ringan bersama anak, dan lihat sendiri bagaimana dia tumbuh lebih kuat secara emosional dan juga bahagia. Semoga bermanfaat!