Tiga Tokoh Internasional Hadir di Japan Youth Summit 2025, Sampaikan Pesan Perubahan Global

Hikmawan Firdaus
Tiga Tokoh Internasional Hadir di Japan Youth Summit 2025, Sampaikan Pesan Perubahan Global
Tiga Tokoh Internasional Hadir di Japan Youth Summit 2025.[Ist]

Japan Youth Summit (JYS) 2025 yang diselenggarakan oleh Youth Break the Boundaries (YBB) Foundation resmi berakhir pada 15 Oktober 2025 di Osaka, Jepang. Program internasional ini berlangsung selama empat hari dan mempertemukan ribuan pemuda, inovator, serta changemakers dari berbagai negara dengan tema “Innovate for Tomorrow.”

Ajang tahunan ini kembali menjadi ruang penting bagi generasi muda untuk bertukar ide, membangun jejaring global, serta menghadirkan solusi masa depan.

Tahun ini, sorotan utama datang dari tiga pembicara internasional yang membawa pesan berbeda namun sama-sama menekankan pentingnya perubahan positif.

Kyoka Sugahara: Kepemimpinan Kreatif dan Marketing Berkelanjutan

Sesi pertama dibawakan oleh Kyoka Sugahara, pendiri BuzzSell dan tokoh muda di industri marketing Jepang.

Dalam presentasi berjudul “Leadership and Innovation in Marketing: Shaping a More Sustainable Tomorrow,” Kyoka menekankan bahwa marketing bukan sekadar alat promosi, melainkan medium pembentukan budaya.

Ia membagikan perjalanan kariernya mulai dari pendidikan di Keio University, pengalaman di Unilever Japan, hingga mendirikan BuzzSell yang kini bekerja sama dengan berbagai brand global melalui influencer marketing dan experiential campaign.

Menurut Kyoka, marketing yang bertanggung jawab akan membangun hubungan bermakna dengan audiens.

“Masa depan adalah milik brand yang memahami tanggung jawab sosial dan lingkungannya,” ujar Kyoka Sugahara.

Ayik Abdillah: Inovasi Lingkungan dan Kolaborasi Global

Pembicara kedua adalah Ayik Abdillah, kandidat PhD Environmental Engineering di Kyoto University sekaligus dosen Universitas Indonesia.

Ayik membawakan materi “Pioneering Innovation for a Sustainable Future: Bridging Environmental Engineering with SDGs 9 and 13.”

Ayik menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi krisis iklim.

“Teknologi itu penting, tetapi kolaborasi adalah kunci. Tidak ada negara yang bisa menghadapi krisis iklim sendirian,” tegas Ayik.

Ayik Abdillah juga menggambarkan budaya penelitian di Jepang sebagai kombinasi disiplin dan empati, serta mengingatkan bahwa pemuda bukan sekadar pengamat, melainkan arsitek masa depan berkelanjutan.

Muhammad Fawad Afridi: Pendidikan Global dan Kesempatan Internasional

Sesi ketiga diisi oleh Muhammad Fawad Afridi, pendiri dan CEO Scholarships Corner, platform global yang menghubungkan jutaan pelajar dengan beasiswa internasional.

Dalam presentasi “Empowering Youth Through Education and Global Opportunities,” Afridi menekankan bahwa pendidikan global bukan hanya membuka peluang karier, tetapi juga membangun toleransi dan pemahaman lintas budaya.

“Pendidikanmu adalah paspor menuju dampak. Gunakan itu untuk membangun jembatan, komunitas, dan harapan,” kata Afridi.

Warisan Inspirasi dan Persiapan Japan Youth Summit 2026

Melalui tiga pembicara tersebut, JYS 2025 menegaskan fondasi utama berupa inovasi, keberlanjutan, dan pendidikan.

Seorang perwakilan YBB menyampaikan bahwa summit ini bukan hanya tentang ide, melainkan inspirasi yang mendorong keberanian memimpin, kreativitas berinovasi, dan kepedulian menciptakan perubahan.

YBB Foundation juga mengumumkan bahwa persiapan Japan Youth Summit 2026 telah dimulai dengan target melibatkan lebih banyak institusi pendidikan, komunitas internasional, dan organisasi pemuda.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak