Menguak Tradisi Ater-Ater, Kearifan Lokal Sambut Ramadan Masyarakat Madura Besuki di Kabupaten Situbondo

Hayuning Ratri Hapsari | Putri nanda Tarisa
Menguak Tradisi Ater-Ater, Kearifan Lokal Sambut Ramadan Masyarakat Madura Besuki di Kabupaten Situbondo
Ilustrasi makanan (Pexels/Pixabay)

Tak lama lagi seluruh umat beragama Islam di Indonesia akan menjalankan ibadah puasa. Biasanya setiap daerah memiliki kebiasaan maupun tradisi tersendiri untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Tak jarang juga tradisi tersebut berkaitan dengan kepercayaan masyarakat untuk menyucikan diri sebelum bulan suci Ramadan.

Contohnya tradisi Padusan yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Tradisi tersebut disimbolkan dengan mandi maupun berendam di sumber mata air sebagai media menyucikan diri.

Berbeda dari tradisi tersebut warga Madura di Besuki, Kabupaten Situbondo justru memiliki tradisi ater-ater yang dilakukan menjelang pelaksanaan Ramadan.

BACA JUGA: 6 Tradisi di Bulan Puasa yang Bikin Kangen, Ramadan Semakin Dekat!

Istilah ter-ater berasal dari kosa kata bahasa Madura yang bermakna mengantarkan. Tentu saja konteks ter-ater yang dimaksudkan yakni mengantarkan sebuah makanan kepada sanak saudara, orang yang dituakan hingga tetangga terdekat.

Masyarakat tidak hanya mengantarkan sekotak makanan tetapi beberapa jenis makanan. Biasanya masyarakat Madura di Besuki mengantarkan senampan wadah yang berisi nasi, aneka kue, hingga buah-buahan.

Selain itu, ada pula yang mengantarkan aneka olahan bubur seperti bubur putih, bubur sumsum, hingga bubur ketan hitam. Biasanya makanan diantarkan menggunakan piring bukan bungkusan instan seperti kotak nasi dari kertas maupun styrofoam.

Hal yang unik dari tradisi ter-ater di kalangan masyarakat Madura di Besuki yakni makanan yang diantarkan untuk orang lain telah didoakan terlebih dahulu oleh pemilik rumah maupun pemuka agama setempat.

BACA JUGA: 5 Sajian Berbuka Puasa Ini Enggak Pernah Absen saat Ramadan, Mana Favoritmu?

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk syukur serta panjatan doa atas rezeki yang diterima dalam bentuk makanan agar mendapatkan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu, terdapat sebuah kepercayaan di kalangan masyarakat di sana bahwa mendoakan leluhur dengan persembahan makanan. Bermakna bahwa orang yang berhajat mendoakan sedang mempersembahkan makanan tersebut pada sang leluhur yang didoakan.

Bagaimana pun hal tersebut hanyalah sebuah kepercayaan masyarakat yang sudah dilakukan turun temurun dari tahun ke tahun.

Jika diamati dari aspek sosial sebenarnya tradisi ter-ater dilakukan guna menjalin dan menjaga hubungan baik di antara saudara beragama sebelum menyambut datangnya bulan suci Ramadan. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak