Dibantai Australia 5-1, Salah Taktik dari Patrick Kluivert Jadi Penyebab?

Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Dibantai Australia 5-1, Salah Taktik dari Patrick Kluivert Jadi Penyebab?
Cuplikan Laga Timnas Australia vs. Indonesia. (instagram.com/@timnasindonesia)

Kekalahan 5-1 timnas Indonesia atas Australia di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 round 3 tentunya menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa efektifkah taktik Total Football bagi timnas Indonesia. Pasalnya, skuad garuda yang menerapkan taktik 4-3-3 saat jumpa Australia di laga yang digelar Kamis (20/03/2025) sore tadi benar-benar seperti tak mampu berbuat banyak.

Melansir dari laman resmi AFC (the-afc.com), skuad garuda bahkan harus kebobolan 3-0 di babak pertama sebelum akhir laga menjadi 5-1 untuk keunggulan timnas Australia. Kondisi ini juga menyoroti apakah Patrick Kluivert yang menjadi pelatih timnas Indonesia saat ini keliru dalam menerapkan taktik saat melawan Australia yang notabene masih lebih kuat dibandingkan Indonesia.

Kelemahan Lini Tengah Timnas Indonesia Menjadi Sorotan

Timnas Indonesia yang menurunkan trio gelandang, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye dan Marselino Ferdinan dalam laga kontra Australia menjadi sorotan banyak pihak. Pasalnya, Patrick Kluivert lebih memilih menurunkan Nathan Tjoe-A-On dibandingkan Ivar Jenner yang sejauh ini menjadi tandem dari Thom Haye. Uniknya, Thom Haye justru digeser bermain lebih kedepan dan menjadi tandem dari Marselino Ferdinan.

Hal ini seakan-akan menjadi senjata makan tuan bagi timnas Indonesia, usia Thom Haye yang sudah mencapai 30 tahun tentunya sudah tak terlalu mampu untuk dipaksa bermain dinamis layaknya gelandang serang. Hal ini membuat lini tengah timnas Indonesia memiliki lubang yang cukup terlihat di sektor gelandang.

Di sisi lain, Nathan Tjoe-A-On yang kembali diturunkan dalam laga kontra Australia kali ini tak mampu berbuat banyak saat bermain sebagai gelandang bertahan. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, gelandang asal klub Inggris, Swansea City ini sering kali kehilangan bola dan melakukan salah umpan yang justru merugikan timnas Indonesia. Hal ini tentunya perlu menjadi catatan bagi Patrick Kluivert dalam laga selanjutnya.

Lebih lanjut lagi, di sektor pertahanan juga timnas Indonesia tak mampu berbuat banyak. Memainkan formasi 2 bek tengah dan 2 bek sayap, skuad garuda justru harus merasakan gawang Maarten Paes kebobolan sebanyak 3 kali dalam 45 menit pertama. Duet bek tengah, Jay Idzes dan Mees Hilgers yang dipasangkan oleh Patrick Kluivert sepertinya bermain di bawah ekspektasi dan justru tak sesuai dengan pola permainan.

Sepertinya taktik 2 bek tengah bagi timnas Indonesia tidaklah terlalu sesuai dan lebih cocok dengan taktik 3 bek tengah sejajar. Taktik 3 bek tengah sejajar ini sendiri merupakan strategi pakem bagi timnas Indonesia saat masih dilatih oleh Shin Tae-yong. Biasanya Jay Idzes akan dipasangkan dengan Rizky Ridho ataun Jordi Amat. Bisa pula memasak nama Justin Hubner ataupun Calvin Verdonk di sektor bek tengah sisi kiri.

Secara keseluruhan, taktik 4-3-3 yang diterapkan oleh Patrick Kluivert saat jumpa Australia benar-benar tak berjalan semestinya. Pola penyerangan yang bertumpu pada kekuatan lini sayap dapat dengan mudah dipatahkan oleh lini pertahan Australia yang bermain cukup rapi dan disiplin mengawal lini pertahanan.

Terlebih lagi, Patrick Kluivert dalam laga ini dianggap melakukan ‘blunder’ yang dimana memainkan sepakbola menyerang saat melawan timnas Australia yang secara kualitas memang lebih kuat dan berpengalaman dibandingkan timnas Indonesia. Hal ini pernah dirasakan oleh Shin Tae-yong saat memainkan sepakbola menyerang ketika melawan Jepang yang notabene lebih kuat dibandingkan Indonesia.

Kini, timnas Indonesia harus fokus dalam 3 laga sisa guna meraih minimal 6 poin jika ingin lolos ke babak putaran final Piala Dunia 2026.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak