Tere Liye dikenal sebagai seorang penulis yang mampu menulis berbagai genre cerita, mulai dari fantasi hingga aksi. Tere Liye juga bisa menulis cerita yang mampu menggetarkan hati para pembaca.
Salah satu karyanya yang berhasil difilmkan dan dikenal orang banyak adalah 'Hafalan Salat Delisa', yang bercerita tentang seorang anak korban bencana tsunami di Aceh.
Nah karya Tere Liye berikut tidak kalah menggetarkan serta memberikan hikmah yang sangat membekas di hati para pembaca. Apa aja?
1. Tentang Kamu
Bercerita tentang Zaman, seorang pengacara yang menapak tilas kisah hidup serta perjalanan Sri Ningsih, seorang wanita luar biasa yang meninggalkan banyak harta setelah ia wafat. Pembaca akan diajak untuk menyaksikan kembali perjuangan Sri Ningsih mulai dari kehidupan masa kecilnya di sebuah pulau terpencil di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Pulau Bungin, sampai hijrahnya ke London.
Pembaca juga akan diajak untuk menyelami perasaan Sri Ningsih melalui buku catatan kecilnya yang penuh dengan keharuan. Banyak hal yang bisa diambi untuk dijadikan pelajaran dari sosok Sri Ningsih, salah satunya adalah tidak menyesali apa yang sudah terjadi, tetapi justru bersyukur karena sesuatu itu sudah terjadi.
2. Janji
Karya terbaru Tere Liye ini bercerita tentang Bahar, seorang pemuda yang terkenal nakal dan tidak mudah diurus di seluruh pesantren. Sebuah kejadian hebat terjadi, menyebabkan seorang santri di pesantren tersebut tewas, dan penyebab utamanya adalah Bahar.
Bahar pun pergi meninggalkan pesantren dengan membawa sebuah pesan yang sangat penting dari gurunya, seorang ulama penting di pesantren tersebut. Sebuah pesan yang akan senantiasa mengontrol setiap perbuatannya.
Beberapa tahun kemudian, 3 orang sekawan yang bernama Hasan, Kahar, dan Baso yang mengingatkan para guru akan kenakalan Bahar. Mereka bertiga diberi tugas untuk mencari jejak Bahar, demi sebuah misi penting. Pembaca akan diajak berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, melihat bekas-bekas eksistensi Bahar di hati orang-orang yang sempat bertemu dengannya.
3. Rindu
Cerita satu ini mengangkat latar pada zaman sebelum kemerdekaan. Becerita tentang perjalanan haji pada zaman dulu, zaman saat tidak ada pesawat dan jika bepergian ke luar negeri termasuk ke tanah suci hanya bisa menggunakan kapal.
Semua tokoh yang terlibat dalam cerita ini memiliki masa lalunya masing-masing. Mereka bertemu dan berkumpul di Kapal Blitar Holland, sebuah kapal yang akan menemani perjalanan penuh rindu mereka menuju Tanah Suci.
Di sana, mereka belajar untuk menerima serta memaafkan masa lalu masing-masing. Pembaca akan diajak untuk melihat sisi lain dari masing-masing tokoh, beserta usaha mereka untuk berdamai dengan masa lalu yang tidak mudah dilupakan itu.
4. Moga Bunda Disayang Allah
Kali ini tokoh utama yang ada pada cerita adalah seorang anak kecil bernama Melati. Melati berbeda dari anak-anak lain seusianya. Ia tidak bisa mendengar, atau dengan kata lain tunarungu. Hidupnya dipenuhi dengan kesunyian, ia tidak dapat mendengar dengan jelas perkataan ibunya, meskipun sudah memakai alat bantu pendengaran.
Ia juga suka mengamuk, berteriak-teriak, ia akan marah sampai berani menggigit orang jika sudah tidak terkendali. Membaca kisah ini, pembaca akan diajak untuk melihat sesuatu dari sisi yang sangat berbeda, dari sisi seorang anak kecil dengan segala keterbatasannya.
Pembaca tanpa terasa akan meneteskan air mata melihat kehidupan seorang anak kecil yang sudah sedemikian berat, harus menghadapi dunia yang benar-benar berbeda serta mengerikan bagi anak seusianya. Sebuah cerita yang dijamin akan menyayat hati.
Dari keempat novel di atas, kira-kira kamu mau baca yang mana dulu? Semuanya memiliki keunikan dan kesan tersendiri. Jangan lupa siapkan perasaan dan hati saat membacanya. Silakan membeli bukunya di toko buku atau meminjam dari teman, kerabat, sahabat, dari siapapun, tapi jangan sampai tergoda untuk membaca buku bajakan!