Ulasan Buku Keep Your Hand Moving: Menulis Butuh Pembiasaan dan Kedisiplinan

Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Ulasan Buku Keep Your Hand Moving: Menulis Butuh Pembiasaan dan Kedisiplinan
Buku 'Keep You Hand Moving' (DocPribadi/SamEdy)

Biasanya, saya akan menjadi bersemangat dan termotivasi untuk lebih giat menulis setiap saya membaca buku-buku panduan atau kiat menulis. Seperti buku berjudul Keep Your Hand Moving (Gramedia, 2010) karya Anwar Holid ini. 

Dalam buku Keep Your Hand Moving, Anwar Holid membagi uraiannya menjadi delapan bab. Bab pertama tentang melemaskan saraf menulis dan membiasakan menulis. Bab dua, luangkan waktu dan curahkan energi untuk menulis. Bab tiga, persiapan menulis artikel. Bab empat, apa yang membuat tulisan istimewa? Bab lima, melenturkan tulisan atau menggayakan cara bertutur. Bab enam, bersikap lentur terhadap norma bahasa. Bab tujuh, menulis adalah persoalan ekspresi diri. Bab delapan, mengasah kemampuan menulis.

Menulis adalah perihal kebiasaan dan kedisiplinan. Terkait hal ini, Anwar Holid memberikan uraian yang menarik, “Belajar dari pengalaman, saya cukup percaya bahwa menulis berawal dari kebiasaan yang diteguhkah lewat disiplin. Kebiasaan bisa jadi bermula dari keberanian. Saya juga yakin bahwa menulis merupakan keahlian (kemampuan) yang bisa dipelajari.”

“Kamu hanya butuh alat, bukan aturan,” demikian tegas Roy Peter Clark dalam bukunya Writing Tools. Alat menulis ialah bahasa dan seluruh unsurnya, alat untuk menyampaikan pesan dan luapan pesan sepenuh perasaan dan tepat seperti keinginan kita. “Saya berpegang bahwa awal menulis bisa dipicu oleh adagium Keep Your Hand Moving dari Natalie Goldberg. Meski Alfathri Adlin, seorang teman saya, bilang bahwa yang lebih mendasar ialah Keep Your Mind Thinking. Itu benar. Menulis maupun membaca merupakan keterampilan yang harus dipelajari manusia. Keterampilan ini bukan bawaan orok. Dulu kita semua buta huruf dan buta menulis. Baru setelah belajar a-b-c, kita jadi bisa menyampaikan pesan lewat pernyataan” (Keep Your Hand Moving, halaman xix).

Membiasakan diri untuk disiplin menulis mungkin sangat berat. Tapi bila kita memiliki motivasi dan tekad kuat, kita akan mampu melewatinya dengan baik. Menulis, yang semula terasa berat akan terasa lebih ringan dan sangat mengasyikkan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan menjadi seorang penulis, kenali dulu apa motivasi yang membuat Anda tertarik menulis? Dengan selalu mengingat motivasi dan tujuan menulis, berbagai halangan tentu bisa dilewati dengan mudah.

Bagaimana cara kita bisa mengondisikan diri agar terus menulis? Pertanyaan ini mungkin terbetik di benak sebagian orang yang berniat ingin menulis. Anwar Holid menceritakan pengalamannya, “Dalam setiap kesempatan yang memungkinkan, biasanya saya menyemangati diri sendiri dan orang lain agar menulis menggunakan slogan cetusan Natalie Goldberg: Keep Your Hand Moving! Terus gerakkan jemari kamu! Pokoknya tulis saja! Mau cuma satu paragraf, menjawab email, sekadar respons terhadap sesuatu, diari, unek-unek, atau memulai sebuah draf,” (Keep Your Hand Moving, halaman 15).

Lewat buku Keep Your Hand Moving ini, Anda pun bisa menyemangati diri sendiri dengan slogan cetusan Natalie Goldberg: Keep Your Hand Moving! tersebut. Ya, gerakkan terus jemarimu! Menulis dan disiplinlah. Ingatlah selalu tujuan dan motivasi Anda menulis, agar semua rintangan bisa dihadapi dengan mulus. Selamat membaca.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak