Hari Peduli Sampah Nasional, Sejarah Pilu dan Gerakan Perubahan

Hernawan | Rasyi Fauzia
Hari Peduli Sampah Nasional, Sejarah Pilu dan Gerakan Perubahan
Ilustrasi sampah yang dibuang sembarangan (pexels)

Tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Pusat Informasi Lingkungan Indonesia, pili.or.id melansir, peringatan tersebut ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengenang tragedi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat yang terjadi pada 21 Februari 2005.

Peringatan HPSN muncul dari ide dan desakan sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa sampah yang menjadi mesin pembunuh dan merenggut lebih dari 100 jiwa. Pada 21 Februari 2005, terjadi longsor gunungan sampah di TPA Leuwihajah, Cimahi. Longsor tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibat peristiwa itu, sebanyak 157 jiwa meninggal dunia. Dua kampung yaitu Cilimus dan Pojok juga hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah.

Melalui siaran pers yang dikutip dari situs resmi KLHK, ppid.menlhk.go.id, HPSN mengingatkan semua pihak bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama. Seluruh komponen masyarakat yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, akademisi, aktivis, komunitas, dunia usaha, asosiasi profesional dan individu perlu terlibat dalam penanganan dan pengelolaan sampah.

Tema yang diusung pada HPSN tahun 2022 adalah menyinergikan tiga program utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu, pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklim dalam hal pengurangan emisi di program kampung iklim (Proklim), serta Perhutanan Sosial. Secara singkat tema HPSN 2022 adalah "Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim".

Melalui HPSN 2022, diharapkan dampak perubahan iklim dapat dikendalikan dengan memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai sektor paling dasar. Proklim ditargetkan dapat berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca melalui pendampingan untuk pengelolaan dan pengurangan sampah sebagai upaya pengendalian perubahan iklim.

Pada tahun 2021, peringatan HPSN mengkampanyekan komitmen dan peran aktif dalam pengelolaan sampah sebagai bahan baku ekonomi. Kali ini KLHK ingin bergerak lebih agar pengelolaan sampah juga dapat memberikan kontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

Sampah telah menjadi persoalan masyarakat global. National Geographic melaporkan bahwa masing-masing kota di dunia setidaknya menghasilkan hingga 1,3 miliar ton sampah tiap tahun. Agar tragedi TPA Leuwigajah tidak terulang dan untuk ikut mensukseskan program KLHK serta demi generasi mendatang, peran aktif dalam pengelolaan sampah dapat kita lakukan mulai hal paling sederhana seperti memilah sampah.

Yuk, mengelola sampah dengan baik!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak