Sering Dikira Sama, Ini Beda Hydrating dan Moisturizing pada Skincare

Hernawan | Rasyi Fauzia
Sering Dikira Sama, Ini Beda Hydrating dan Moisturizing pada Skincare
Ilustrasi pemakaian produk skincare (Pexels/sora-shimazaki)

Jika mengamati produk skincare yang ada saat ini, sering kita jumpai istilah moisturizing dan hydrating. Namun, apakah kamu sudah tahu kalau keduanya mempunyai cara kerja yang berbeda dan apakah pilihan skincare-mu saat ini sudah tepat sesuai dengan kebutuhan kulitmu?

Mengutip dari medicalnewstoday, hidrasi dan kelembapan adalah dua kebutuhan kulit yang berbeda. Hydrating product akan menarik air dari lingkungan ke lapisan kulit terluar atau epidermis sehingga meningkatkan kandungan air pada kulit.

Hidrasi dari dalam tubuh juga terjadi dengan cara mengambil air dari lapisan kulit yang lebih dalam yaitu dermis untuk dibawa ke epidermis. Melansir dari healthline, beberapa bahan yang merupakan hydrating product di antaranya: hyalunoric acid, gliserin, aloe, madu, lendir siput (snail mucin), lactic acid, dan citric acid.

Sementara moisturizing product berfungsi mengunci air dari kulit sehingga kulit tetap lembap. Healthline menuliskan bahwa ada beberapa tipe moisturizer yaitu humectant, occlusive, emollient, dan squalene (oil). Gliserin dan hyaluronic acid adalah contoh humectant yang cara kerjanya selain menghidrasi juga mengunci kelembapan.

Contoh bahan-bahan yang bersifat moisturizing tipe occlusive antara lain: petrolatum (umumnya juga disebut petroleum jelly), beeswax, shea butter, canola oil, coconut oil, almond oil, shea butter, jojoba oil, rosehip, tea tree, mineral oil, dan lanolin. Bahan-bahan tersebut akan membentuk lapisan di permukaan kulit sehingga membantu mencegah hilangnya air dari kulit melalui penguapan yang disebut dengan transepidermal water loss.

Moisturizer tipe emollient contohnya fatty acid dan fatty alcohol yang bekerja dengan memperkuat fungsi skin barrier dan memicu perbaikan tekstur kulit. Medicalnewstoday juga memasukkan moisturizer tipe lainnya yaitu protein rejuvenator atau protein yang berfungsi menggantikan protein-protein penting untuk peremajaan kulit. Contoh bahan-bahan yang termasuk tipe ini adalah kolagen, keratin, dan elastin.

Dilansir oleh skincare, tanda-tanda kulit yang mengalami dehidrasi di antaranya: kusam, rona wajah pucat dan kadang mata tampak lebih cekung serta memiliki lingkaran hitam, garis halus dan kerutan tampak lebih jelas. Terkadang kulit yang mengalami dehidrasi juga tampak bersisik dan gatal sehingga bisa sulit dibedakan dengan kulit kering.

Kulit kering yang butuh moisturizer menurut skincare.com tanda-tandanya adalah sebagai berikut: tekstur kasar dan rasanya seperti tertarik, mengelupas, pecah-pecah, bersisik, dan garis-garis halus serta kerutan tampak lebih jelas. Kulit kering kadang juga menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman. Bahkan kondisi kulit yang pecah-pecah bisa sampai menimbulkan perdarahan.

Produk hydrating dan moisturizing sama-sama penting untuk mempertahankan skin barrier. Hidrasi akan memperkaya kandungan air di kulit dan moisturizer akan menjaga kandungan air di kulit agar tidak hilang. Selain menggunakan produk skincare, minum cairan dalam jumlah yang cukup juga penting untuk mencegah kulit mengalami dehidrasi.

Saat ini pun bahan hydrating dan moisturizing sudah banyak dipakai sekaligus dalam satu produk. Namun, semuanya kembali lagi dengan kebutuhan kulit masing-masing dan pilih mana yang lebih efektif untuk masalah kulitmu misalnya dipakai salah satu, keduanya tetapi berbeda produk, atau 2-in-1.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak