Ulasan Novel Pulang Karya Tere Liye: Perjalanan Pulang Melalui Pertarungan Demi Pertarungan

Hernawan | Maria Virginia Lim
Ulasan Novel Pulang Karya Tere Liye: Perjalanan Pulang Melalui Pertarungan Demi Pertarungan
Novel Pulang Karya Tere Liye (Dokumentasi pribadi)

"Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, kesedihan demi kesedihan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit. Pulang."

Begitulah kalimat yang tertulis di cover belakang buku Pulang. Pulang adalah novel karya Tere Liye yang termasuk ke dalam trilogi, yang terdiri dari Pulang, Pergi, lalu Pulang-Pergi. Novel yang terdiri dari 400 halaman ini adalah sebuah novel dengan genre aksi. Tokoh utama dalam novel ini bernama Bujang. Seseorang yang sebenarnya mewarisi banyak kelebihan dan bakat dari ayah dan kakeknya.

Sinopsis Pulang, karya Tere Liye

Bercerita tentang Bujang, yang mempunyai julukan si Babi Hutan, berambisi menjadi tukang pukul dan penyelesai konflik tingkat tinggi yang tiada lawannya. Pada awalnya, Bujang hanya anak biasa yang tinggal di pedalaman Sumatera. Titik balik dari kehidupan Bujang adalah ketika Tauke mengajaknya pindah ke kota. Tauke adalah teman dari sang ayah Bujang, yang bernama Samad. Kisah hidup Bujang berubah sejak saat itu.

Di kota, Bujang menjadi anak asuh Tauke dan bergabung dengan keluarga Tong. Selain meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai tukang pukul, Bujang juga belajar mengenai shadow economy. Keluarga Tong mengembangkan usahanya dengan menerapkan shadow economy. Seluk beluk shadow economy Bujang pelajari, hingga ia menjadi expert di bidang tersebut. Bujang lulus S2 dengan thesis yang membahas tentang penerapan shadow economy. Ia juga menjadi tangan kanan atau orang kepercayaan Tauke dalam menjalankan tugas-tugas penting.

Pengalaman, pelajaran, dan keluarga baru yang dirasakan oleh Bujang adalah hal-hal terindah bagi Bujang. Namun, dalam prosesnya, Bujang harus menerima kabar buruk yaitu ibunya yang meninggal. Tidak lama dari kematian ibunya, ayahnya pun menyusul kembali ke pangkuan yang maha kuasa.

Sementara itu, kejayaan Keluarga Tong yang semakin melambung, tentu tak didapat dengan mudah. Harga yang harus dibayar mahal. Banyak pengorbanan, pertarungan yang melibatkan pertumpahan darah dan perebutan kekuasaan secara paksa. Tauke yang terlalu berambisi untuk mengembangkan usahanya, pada akhirnya harus mengalami pengkhianatan dari keluarganya. Bujang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam Keluarga Tong. Selain itu, pihak luar yang iri juga hadir dalam masalah pengkhianatan tersebut.

Opini Pribadi Novel Pulang

Cerita yang sangat bagus dan menarik untuk dibaca terutama untuk kamu yang menyukai genre aksi. Penjelasan dan argument yang dipaparkan tentang shadow economy juga terasa begitu nyata. Penulis melakukan riset yang mendalam untuk menggarap novel ini. Secara pribadi, bagian yang paling saya senangi adalah ketika Bujang mengingat masa-masa lalunya ketika masih berada di pedalaman Sumatera. Bujang mencoba untuk berdamai dengan masa lalunya, memeluk erat semua kejadian yang tidak mengenakkan bagi Bujang. Mencoba menggabungkan kejadian-kejadian masa lalu, sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan masa kini.

Karakter Tauke sebagai pemimpin Keluarga Tong juga memberikan pelajaran berharga. Sekeras apa pun kita bekerja untuk mencapai hal-hal duniawi, pada akhirnya kita harus “pulang” tanpa membawa apapun. Maka, ambisi yang ada sebaiknya diredam saja. Berusaha semaksimal mungkin adalah baik, namun jangan sampai mempunyai ambisi yang lebih besar. Jangan sampai kita lupa untuk berkata cukup atas segala usaha yang telah kita lakukan.

Secara keseluruhan, novel ini sangat bagus dan mengundang rasa penasaran bagi yang membaca. Jika sudah membaca novel Pulang, pasti ingin membaca sekuel dari novel Pulang, yaitu Pergi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak