Badai PHK Massal: Inilah Deretan Perusahaan Raksasa yang Melakukannya

Hikmawan Firdaus | Lilya Pramesti
Badai PHK Massal: Inilah Deretan Perusahaan Raksasa yang Melakukannya
Ilustrasi Kantor Google. [Cristina Aldehuela/AFP]

Sejumlah perusahaan raksasa dunia membuat kebijakan mengejutkan. Tidak sedikit di antaranya telah melakukan PHK massal di berbagai sektor. Jumlahnya tidak hanya puluhan, akan tetapi mencapai ribuan dari berbagai penjuru dunia.

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan banyak platform raksasa dunia. Mulai dari platform penyedia layanan teknologi komunikasi, musik, kripto, hingga keuangan global. Sekilas kesuksesan platform tersebut tidak menghapus fakta bahwa mereka banyak melakukan restrukturisasi dengan melakukan PHK massal. 

Jumlah karyawan yang diputus kerja pun tidak sedikit. Tidak hanya ratusan, namun juga ribuan. Bahkan, beberapa di antaranya sudah memulai tak tik ini sejak kuartal terakhir tahun lalu. Kekhawatiran terhadap kemungkinan resesi ekonomi dunia diketahui menjadi alasan utama perusahaan-perusahaan global melakukan PHK besar-besaran.

Melansir dari Forbes (23/01/2023) beberapa perusahaan raksasa yang menjalankan PHK massal dirangkum sebagai berikut.

1. Spotify

Dibalik kesuksesannya, platform musik nomor satu di dunia ini dikabarkan benar-benar melakukan pemangkasan karyawan. Daniel Ek, CEO Spotify, menyatakan bahwa perusahaannya akan memotong enam persen dari total pekerjanya. Divisi editorial diprediksi menjadi pihak internal yang paling terdampak dari kasus PHK massal ini.

Per September 2022 lalu, sebanyak 9.800 karyawan penuh waktu (full time) berada di perusahaan tersebut. Tetapi, 38 orang yang sebelumnya bernaung di podcast Parcast dan Gimlet Media (salah satu cabang Spotify) telah di-PHK. 

Spotify sendiri diketahui mengalami kerugian besar sekitar 66% pada tahun 2022 lalu. Para investor mulai mempertanyakan financial leverage atas kerugian yang mereka alami, meskipun terjadi kenaikan sebesar 5% terjadi di periode selanjutnya. Akan tetapi, kekhawatiran terhadap resesi global menjadi alasan Spotify berani mengambil langkah ini.

BACA JUGA: CEK FAKTA: Tersebar Video Skandal Sarwendah dan Betrand Peto, Benarkah?

2. Google

Melalui informasi Alpabhet, induk perusahaan Google yang bermukim di California, mereka akan memotong sejumlah karyawannya. Jumlahnya tidak main-main, sekitar 12.000 karyawan di seluruh dunia akan di-PHK. 

Meningkatnya kebutuhan akses informasi, membuat Google berani membuka rekruitmen besar-besaran selama pandemi. Sebanyak 50.000 karyawan berhasil menempati perusahaan Google pada saat Covid-19 mengancam nyawa manusia di seluruh dunia. 

Kendati demikian, peluang besar badai resesi menghantui sejumlah perusahaan raksasa dunia dan investor. Tidak sedikit para pengiklan yang menggunakan jasa Google membatasi upaya promosi. Sundar Pichai, CEO perusahaan Alphabet menegaskan bahwa pihaknya berada dalam "pilihan-pilihan yang sulit" untuk tetap bertahan dan mengambil peluang besar di masa depan. 

Pihaknya akan mengubah haluan agar tertuju pada program AI. Meningkatnya intensitas penggunaan ChatGPT Open AI, diisukan telah membuat CEO Google turun gunung memfokuskan tujuan mereka pada AI.

3. Microsoft

Perusahaan raksasa yang lama bergerak di teknologi ini juga melakukan langkah yang sama dengan kompetitornya. Satya Nadella, CEO Microsoft , menyebut bahwa mereka tidak dapat memungkiri kondisi ekonomi dunia yang semakin melemah. 

Sejauh ini Microsoft telah menghentikan pekerjaan 10 ribu karyawan (<5% total tenaga kerja keseluruhan). Diketahui, Microsoft sendiri memiliki jumlah karyawan yang fantastis, yakni 221 ribu karyawan tetap, sedangkan 122 ribu lainnya menetap di kantor pusat Washington, Amerika Serikat.

BACA JUGA: Bunda Corla dan Ivan Gunawan Minta Maaf ke Nikita Mirzani, Perseteruan Berakhir?

4. Teladoc Health Inc.

Perusahaan raksasa yang bergerak di bidang kesehatan ini mengambil rencana restrukturisasi yang mereka rencanakan sebelumnya. Tujuannya melakukan penghematan biaya dengan memangkas sejumlah tenaga kerja. Tidak hanya itu, restrukturisasi juga berdampak pada pengurangan jumlah ruang kantor di wilayah tertentu.

Hingga kini Teladoc diketahui telah memangkas 300 pekerja atau sekitar 6% dari tenaga kerja non-dokter di seluruh dunia. Teladoc Health Inc. berkomitmen mengalihkan upaya restrukturisasi pada perawatan utama Primary360, perawatan kronis, serta penyedia layanan konseling BetterHelp.

5. Goldman Sachs

Bank investasi dunia yang bermukim di New York, Amerika Serikat tersebut memiliki ujian yang berat sepanjang tahun 2022. Aset Goldman Sachs mengalami penurunan 39% dari total kekayaan yang dimiliki. Sedangkan nilai investasi turun dari US$ 68 miliar menjadi US$ 59 miliar di tahun sebelumnya. 

Goldman Sachs sendiri diketahui melakukan PHK terbesar di tahun 2023. Bahkan, jumlahnya jauh lebih fantastis dibanding dengan krisis keuangan terbesar mereka di tahun 2008.

Sebanyak 3.200 karyawan telah di-PHK pada Rabu, 10 Januari 2023 lalu. Sebelumnya, Goldman Sachs telah memecat 50.000 karyawan mereka di paruh ketiga tahun 2022. Besar dugaan bank pusat investasi ini mengalami kemunduran finansial yang merugikan para investor. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak