Buku Kupu-Kupu Bersayap Gelap ini ditulis oleh Puthut EA. Sebagaimana buku-bukunya yang lain, buku Puthut EA yang satu ini pun juga sangat menyentuh perasaan. Membaca 13 cerita yang terdapat dalam buku terbitan Buku Mojok ini, sungguh melarutkan saya dalam buaian perasaan terdalam. Bahkan, seolah saya ada di sana, menjadi bagian ceritanya, menjadi pelaku dan saksi.
Pengakuan yang didasari pengalaman pribadi ini ternyata tidak saya sendiri yang merasakan. Wartawan dan penulis beberapa buku, Rusdi Mathari, juga menyampaikan hal yang senada.
BACA JUGA: Sempat Dijodohkan Publik, Begini Sosok Bharada E di Mata Mbak LPSK saat Dikawal di Persidangan
Dalam pengantar buku setebal 167 halaman ini, Rusdi Mathari mengatakan bahwa Puthut EA bukan hanya tahu teknik menulis yang baik, tetapi sebagaimana dalam buku ini, cerpen-cerpennya tak hanya ditulis dengan teknik menulis dan cerita yang baik, melainkan ditulis dengan melibatkan perasaan.
Menulis cerita dengan melibatkan perasaan merupakan sesuatu yang penting, sebab tulisan yang ditulis dengan sepenuh perasaan akan sampai pula pada perasaan pembaca. Tak banyak penulis yang sanggup demikian. Mungkin pengakuan ini dianggap berlebihan, tapi inilah yang saya rasakan.
Tiga belas cerpen yang terdapat dalam buku ini, salah satunya berjudul Kenanga.
Dalam cerita Kenanga, penulis mengisahkan hubungan asmara tokoh aku dengan wanita cantik bernama Kenanga. Ima, adik perempuan si aku yang menjadi musabab kehancuran hubungan tokoh utama dengan Kenanga. Padahal hubungan si aku dengan Kenanga telah begitu harmonis dan romantis. Namun, rusak hanya dalam waktu semalam di malam terkutuk.
Mulanya, Ima ingin menolong Ratna yang sedang bermasalah dengan keluarga dan membawanya ke rumah yang dihuni oleh Ima dan kakak lelakinya. Pada suatu malam Ima keluar hingga datang Subuh. Setan pun bekerja dengan baik untuk menggoda Ratna dan si aku. Hingga terjadilah hal yang tak dimungkinkan. Dan Ratna hamil.
Si aku sadar, ia tak bisa menyalahkan siapa pun dalam masalah ini.
Ratna Hamil. Aku tak bisa menyalahkan siapa- siapa. Ima? Salah apakah dia dalam hal ini? Ratna? Salah apakah dia dalam hal ini? Yang jelas hanya ada satu orang tolol, seorang yang biadab, seorang pecundang yang tidak tahu berterimakasih telah mendapatkan kekasih yang baik, dan itu adalah aku! (Kupu-Kupu Bersayap Gelap, halaman 23).
Dan akhirnya, si aku datang ke kontrakan Kenanga untuk berbicara jujur. Namun, baru beberapa langkah dari pintu, ia terjatuh, mencium kaki Kenanga dan menangis keras.
Bagi saya Puthut EA merupakan cerpenis sekaligus penceramah. Dalam cerpen-cerpennya ia memberi nasihat, menuang hukum kausalitas, jika berbuat begini, maka begini pula akibatnya. Sungguh melarutkan, mencerahkan dan menciptakan hikmah. (*)
BACA JUGA: Sempat Dijodohkan Publik, Begini Sosok Bharada E di Mata Mbak LPSK saat Dikawal di Persidangan
Identitas Buku
Judul: Kupu-Kupu Bersayap Gelap
Penulis: Puthut EA
Penerbit: Buku Mojok
Cetakan: II, Februari 2016
Tebal: xiv + 167 halaman
ISBN: 978-602-1318-25-6