Di era orde lama, Indonesia memang memiliki kedekatan dengan blok timur khususnya Uni Soviet dalam hal pengadaan alutsista. Namun, hal tersebut kemudian berubah 180 derajat ketika masa orde baru yang diakibatkan perubahan haluan politik dan lebih cenderung ke blok barat. Pada masa ini banyak terdapat pesawat yang merupakan buatan negara blok timur mengalami grounded dan digantikan dengan pesawat-pesawat buatan barat.
BACA JUGA: Link Nonton Taxi Driver 2 Episode 4 Sub Indo Full HD, Bukan Drakorindo Klik di Sini!
Salah satu pesawat buatan barat yang memperkuat TNI-AU di era 80-an adalah jet latih lanjut BAE Hawk varian Hawk Mk. 53. Dilansir dari situs indomiliter.com, Hawk Mk. 53 sejatinya mulai dipesan pada dekade akhir 70-an guna menggantikan jet latih lanjut Aero L-29 Delfin. Bagaimanakah rekam jejak jet latih tempur ini di Indonesia ? simak ulasan ringkasnya berikut ini.
Dibeli Berdasarkan Proyek Renstra II
Kondisi keuangan Indonesia pada dekade 70-an cenderung mulai stabil akibat program pembangunan ekonomi dan penguatan ekspor minyak bumi kala itu. Hal ini membuat pemerintah merencanakan proyek Renstra II (Rencana Strategis II) guna memperbarui kekuatan alutsista dalam negeri. Dilansir dari situs aviahistoria.com, Indonesia kemudian melakukan pembelian beberapa unit jet latih tempur baru guna mendidik calon pilot TNI yang nantinya akan menggunakan jet tempur F-5 Tiger dan A-4 Skyhawk.
TNI-AU kala itu menjatuhkan pilihan terhadap jet latih buatan Inggris yakni BAE Hawk dengan varian yang dipilih yakni varian Hawk Mk. 53. Jet tempur tersebut kemudian dikirimkan secara bertahap sejak tahun 1980 hingga tahun 1984. Total pengadaan jet latih lanjut Hawk Mk. 43 saat itu mencapai 20 unit. Kedatangan jet latih baru ini tentunya diharapkan dapat menjadi jembatan dalam penggunaan jet tempur TNI-AU kala itu yang lebih bercondong ke standar NATO.
Jet Latih Berkemampuan Serang Darat
Varian Hawk Mk. 53 yang dipilih oleh Indonesia ternyata tidak hanya murni sebagai jet latih lanjut semata. Diketahui varian ini juga mampu melaksanakan misi serang darat atau pertempuran udara ringan. Dilansir dari situs military-today.com, jet latih ini mampu membawa pod meriam otomatis kaliber 30 mm yang ditempatkan di bawah badan pesawat. Selain itu, jet latih ini juga mampu membawa beberapa jenis rudal udara ke udara atau bom di hardpoints yang berada di masing-masing sayap.
BACA JUGA: Link Nonton Taxi Driver 2 Episode 3 Sub Indo Full HD, Klik di Sini!
Jet latih ini tergolong pesawat dengan kemampuan subsonik atau belum mampu terbang melebihi kecepatan suara. Kecepatan maksimal dari jet latih ini hanya sekitar 1.000 km/jam dan memiliki radius pertempuran antara 500-1.000 km. Di tubuh TNI-AU, jet latih Hawk Mk. 53 ini ditempatkan di Skadik (Skuadron Pendidikan) 103 dan Wingdik (Wing Pendidikan) 1 yang bermarkas di Yogyakarta. Dikarenakan memiliki kemampuan serang darat, beberapa Hawk Mk. 53 milik TNI-AU kala itu juga ada yang dimasukkan ke Skuadron 15 di Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun.
Digunakan Sebagai Pesawat Aerobatik TNI-AU
Rekam jejak Hawk Mk. 53 di Indonesia juga dipergunakan sebagai pesawat aerobatik TNI-AU. Dilansir dari situs indomiliter.com, pesawat ini menjadi andalan tim Aerobatik “Spirit 85” dan melakukan beragam kegiatan demonstrasi penerbangan di dekade 80-an. Kemudian tim ini dileburkan menjadi JAT (Jupiter Aerobatic Team) pada dekade 1990-an dan tetap eksis hingga saat ini.
Kini, varian Hawk Mk. 53 yang dimiliki oleh TNI-AU telah dipensiunkan seluruhnya pada tahun 2015. Namun, TNI-AU juga masih menggunakan varian jet latih tempur dari keluarga Hawk lainnya seperti Hawk 100 dan Hawk 200 yang merupakan varian serang ringan murni. Beberapa jet tempur Hawk Mk. 53 kini terpampang menjadi monumen dan koleksi di beberapa musem dirgantara di Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS