Pada masa setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda di tahun 1949, banyak alutsista yang dahulunya dipakai pihak militer Belanda atau KNIL yang kemudian diserahkan ke Indonesia guna membantu pendirian angkatan bersenjatan Republik Indonesia. Hal tersebut tentunya menjadi angin segar bagi militer Indonesia yang memang sedang mulai merintis kembali kekuatan militernya pasca pergolakan di era revolusi.
Salah satu dari sekian banyak alutsista bekas pakai tentara Belanda yang dihibahkan ke Indonesia adalah deretan pesawat yang dahulunya digunakan untuk membabat gerakan gerilya para pejuang kemerdekaan. Salah satu pesawat yang dihibahkan dalam program bantuan militer tersebut adalah Piper Cub atau yang populer dengan nama Piper L-4J Grasshopper. Seperti apakah rekam jejak pesawat tersebut di Indonesia? Simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Diserahkan Pada Tahun 1950 oleh Belanda
Pesawat dengan desain klasik yang masih mempertahankan konsep roda ekor (tail-wheel) ini sejatinya merupakan salah satu alutsista milik militer Belnada yang dipergunakan sebagai pesawat latih dasar dan juga pesawat intai atau patroli.
Saat itu, Belanda diketahui memiliki pesawat ini sebanyak puluhan unit dan disebar di beberapa tempat di pulau Jawa dan Sumatera. Pengguna utama pesawat ini dalam militer Belanda kala itu adalah ML-KNIL (Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger).
BACA JUGA: Astra Honda Racing School Seleksi Calon Pembalap Muda, Ini Daftar Nama Siswa untuk Angkatan Terbaru
Dilansir dari situs aviahistoria.com, pesawat ini kemudian diserahkan kepada pihak Indonesia berdasarkan kesepakatan dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) yang ditandatangani pada akhir tahun 1949. Pesawat ini kemudian mulai diserahkan bertahap pada tahun 1950 dan beberapa pesawat masuk ke dalam Skuadron IV yang berada di Bogor. Jumlah pasti pesawat yang dihibahkan oleh pihak Belanda kepada Indonesia saat itu kurang lebih sekitar 60 unit.
2. Digunakan oleh Militer Indonesia Sebagai Pesawat Latih Dasar
Sejak diterima oleh militer Indonesia pada tahun 1950, pesawat ini kemudian mulai dipergunakan sebagai pesawat latih dasar (Primary trainer) yang ditujukan untuk melatih calon-calon pilot AURI pada dekade 1950-an. Kedatangan pesawat ini tentunya menjadi angin segar kala itu dalam tubuh AURI yang memang sedang melakukan pembaharuan dalam lingkup pendidikan calon pilot.
BACA JUGA: Viral di Media Sosial, Inilah Daftar Harga Rubicon Bekas dan Baru Februari 2023
Secara umum pesawat Piper Cub yang diterima oleh Indonesia merupakan varian Piper L-4J yang dibangun sebanyak 1680 unit di seluruh dunia. Pesawat ini ditenagai oleh sebuah mesin Continental A-65-8 air-cooled horizontally opposed four cylinder yang mampu membuat pesawat latih dasar tersebut terbang dengan kecepatan maksimal hingga 140 km/jam dan memiliki jarak jangkau jelajah maksimal hingga 350 km. Dengan performanya yang tidak terlalu cepat tersebut tentunya sangat cocok sebagai pesawat latih dasar bagi calon pilot AURI.
3. Memiliki Masa Pengabdian Panjang dalam Tubuh TNI
Pesawat yang juga difungsikan sebagai pesawat intai darat ini juga pernah diterjunkan dalam misi penumpasan DI/TII di Jawa Barat. Pesawat ini berperan sebagai pesawat patroli kala itu sekaligus mengintai dari pasukan artileri darat.
Meskipun memiliki desain yang cukup jadul, akan tetapi pesawat ini memiliki masa pengabdian yang cukup panjang dalam tubuh AURI atau TNI-AU. Pesawat ini tercatat masih digunakan di awal dekade 1970-an sebelum kemudian dipensiunkan dan beberapa unitnya dihibahkan ke pihak sipil seperti sebagai penarik pesawat gilder atau pesawat layang oleh FASI (Federasi Aero Sport Indonesia).
Penggunaan pesawat ini tergolong panjang karena dianggap lebih murah dalam biayan terbang dan mudah untuk perawatan dibandingkan pesawat-pesawat latih yang lebih modern. Beberapa unit pesawat Piper Cub bekas milik TNI-AU maupun FASI kini dapat dilihat menjadi bagian koleksi di beberapa museum di Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS