Punggahan berasal dari kata "munggah" dalam Bahasa Jawa yang berarti naik. Maksudnya adalah harapan semoga rasa syukur, iman dan takwa akan terus meningkat seiring dengan akan datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi ini sudah menyebar tak hanya di pulau Jawa saja namun ke berbagai pulau lainnya di Indonesia. Tradisi ini merupakan tradisi berdoa dan makan bersama dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
Biasanya, tradisi ini akan dilakukan masyarakat pada 2 minggu menjelang hari pertama puasa dan biasanya dilaksanakan setelah Magrib tiba. Tak ada kriteria khusus siapa yang boleh melaksanakan tradisi ini, bagi semua kalangan masyarakat yang berniat dan berkeinginan untuk mengundang saudara dan para tetangga untuk berdoa dan bersilahturahmi bersama tentu saja diperbolehkan.
Rangkaian acaranya pun terkadang dibarengi dengan pembacaan surah Yasin dan tahlil dengan tujuan mengirimkan doa kepada para keluarga yang telah meninggal dunia. Di beberapa wilayah khususnya daerah perkotaan, tradisi ini bisa dikatakan sudah sulit ditemui. Hal ini dikarenakan masyarakat daerah perkotaan cenderung individualis dibanding masyarakat di perkampungan dan di pedesaan.
Biasanya, tradisi punggahan dilakukan dirumah namun dapat juga dilakukan di mushola dan masjid-masjid yang ada. Namun, di setiap daerah tentu memiliki keunikannya masing-masing. Bisa saja masyarakat beramai-ramai berkumpul dan membawa makanan menuju masjid dan mushola atau di undang oleh pemilik rumah untuk melaksanakan doa bersama atau punggahan ini.
Berkat Nasi dan Lauk Pauk
![Berkat Berisi nasi dan lauk pauk untuk para tamu (Dok Pribadi/ Sabila Dwi Handayani)](https://media.arkadia.me/v2/articles/sabiladwi/UCLqYOT0QNqJtdWc4ZSWJVj4ahj6tYQT.png)
Di setiap daerah tentu saja memiliki keunikannya masing-masing dalam pelaksanaan tradisi ini. Di Muaro Jambi, pada tradisi ini biasanya tersaji sebuah wadah yang berisi 7 macam bunga dan uang dengan nominal kecil yang nantinya akan disebar didepan rumah pemilik sebagai tanda bahwa ia baru saja selesai melaksanakan doa berama. Selain itu, juga terdapat sebuah teko atau kendi yang berisi air putih yang nantinya akan diminum oleh siapa saja yang menginginkannya.
Masyarakat menyebut air ini adalah air doa yang sangat baik apabila diminum. Saat acara doa bersama ini selesai, biasanya masyarakat dan tamu undangan yang datang akan dibawakan sebuah takir berisi nasi dan lauk pauk yang biasa disebut dengan berkat. Tujuan pemberian berkat ini adalah sebagai bentuk berbagi rezeki dan kebahagiaan ketika dimakan bersama oleh keluarga tamu yang datang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.