Buku 'Melihat Lebih Dalam', Upaya Mengenali Hakikat Diri

Candra Kartiko | Sam Edy
Buku 'Melihat Lebih Dalam', Upaya Mengenali Hakikat Diri
Ilustrasi Buku 'Melihat Lebih Dalam'. (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Buku genre motivasi berjudul ‘Melihat Lebih Dalam’ ini layak disimak sebagai bahan evaluasi diri, serta merenungi kehidupan yang tentunya tak lepas dari ujian atau cobaan.

Dalam buku terbitan Quanta (2014) ini penulis mengajak Anda untuk “Melihat! Lebih dalam lagi, lebih dalam lagi” mengenai hikmah dan pelajaran hidup yang dapat kita ambil dari berbagai peristiwa yang kita alami agar hidup lebih bermakna.

BACA JUGA: Buku 'Islam dan Hubungan Antar Agama', Pentingnya Hidup dalam Kedamaian

Salah satu cara agar hidup yang kita jalan bermakna adalah berusaha mengenali jati diri kita. Dalam buku ini diuraikan bahwa jati diri manusia, sesungguhnya ada pada jawaban “Siapa aku?” Ya, kita adalah manusia, makhluk Allah yang terbuat dari tanah yang kemudian diberikan roh oleh Allah. Kemudian manusia dilengkapi dengan potensi hati, akal, dan jasad. Hati dan akal adalah potensi yang menyebabkan manusia memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya.   

Selanjutnya perihal tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini. Ada dua tujuan utama penciptaaan manusia yang saling terkait yaitu dijadikan khalifah di muka bumi dan untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada tujuan lain. Semua aktivitas, seharusnya dalam rangka kedua peran kita ini. Sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah. Untuk itu, Allah sudah memberi kita semua dengan potensi, yaitu hati, akal, dan jasa yang cukup untuk memikul dua tugas ini. Selama kita memanfaatkan semua potensi yang kita miliki, kedua tugas ini akan terlaksana dengan baik (hlm. 85-86).

Setelah kita memahami siapa kita, mengapa kita ada, dan mau ke mana kita nanti, pikiran kita tidak galau lagi karena bingung tentang jati diri. Kini sudah jelas, apa yang perlu kita jalani dan konsekuensinya ke depan. Dan inilah fokus kita saat ini, yaitu menjalani hidup untuk mempersiapkan dan menghadapi hari esok (hlm. 87).

Buku ini dilengkapi dengan kisah-kisah yang inspiratif dan dapat menjadi bahan renungan yang berharga bagi para pembaca. Misalnya kisah tentang gadis bernama Esya yang mengalami kecelakaan saat berada di kampus dan menyebabkan kaki kanannya harus diamputasi. 

Esya berusaha menjalani dengan ikhlas kondisinya yang sebenarnya menyedihkan itu. Beraktivitas sehari-hari dengan satu kaki palsu tak membuatnya menyerah. Dia berhasil lulus dari kuliahnya. Bahkan ketika mendaftar kerja di sebuah bank syariah, dia berhasil diterima.

Buku ini sebenarnya tidak hanya ditulis oleh Alvian Alrasid Ajibulloh. Melainkan ada kontribusi dari dua penulis lainnya, yakni Esya Bachri dan Rizka Amallia. Menurut saya, buku ini layak dijadikan sebagai bacaan penyemangat hidup bagi semua kalangan. Selamat membaca. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak