Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 lalu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda atau melakukan perdamaian antara kedua belah pihak yang berkonflik. Perang ini dianggap sebagai salah satu perang modern yang cukup merusak dan menjadi saksi penggunaan berbagai macam alutsista, baik alutsista lama maupun alutsista baru dengan teknologi mutakhir.
Dilansir oleh situs tass.com, Rusia dalam beberapa waktu lalu menghancurkan salah satu sistem artileri klasik milik Ukraina, yakni 2S1 Gvozdika yang juga dipergunakan oleh pihak Rusia. Hal ini dikarenakan sistem artileri swa-gerak tersebut memang diproduksi pada masa Uni Soviet saat kedua negara masih menjadi 1 kesatuan. Hal ini tidak mengherankan apabila beberapa persenjataan kedua pihak cukup memiliki jenis dan sistem yang sama.
Mulai Didesain Pada Dekade 1950-an
Sistem artileri 2S1 Gvozdika diketahui mulai didesain dan muncul pada dekade 1950-an. Melansir dari situs militarytoday.com, sistem artileri swa-gerak ini didesain oleh biro Kharkiv Tractor Plant atau KhTZ yang kini berada di wilayah Kharkiv, Ukraina. Artileri yang mulai dirancang dan muncul prototipenya pada tahun 1958 ini rencananya akan digunakan sebagai pengganti sistem artileri Uni Soviet yang diproduksi pada masa Perang dunia II.
BACA JUGA: Ulasan Buku Confessions: Kengerian Balas Dendam Ibu Atas Kematian Anaknya
Melansir dari situs GlobalSecurity.org, sistem artileri swa-gerak ini mulai masuk ke dalam dinas layanan militer Uni Soviet pada tahun 1972 dan hingga saat ini masih digunakan oleh beberapa negara pecahan Uni Soviet seperti Rusia, Ukraina dan beberapa negara yang berhaluan blok timur saat itu seperti Mesir, Aljazair, Iran dan Kuba. Sistem artileri ini bahkan juga dilisensi oleh Iran dengan nama Raad-1.
Menggunakan Meriam Kaliber 122 mm
Sistem artileri swa-gerak 2S1 Gvozdika menggunakan chassis dari kendaraan serbaguna milik Uni Soviet, MT-LB. Melansir dari situs armyreccognition.com, 2S1 Gvozdika tercatat telah diproduksi sebanyak 10.000 unit sejak tahun 1972 hingga tahun 1991. Jumlah tersebut belum termasuk kendaraan varian lain seperti Raad-1 buatan Iran.
Sistem artileri ini dipersenjatai oleh meriam howitzer kaliber 122 mm Uni Soviet. Sistem ini setara dengan meriam kaliber 105 mm yang menjadi standar dari negara-negara barat dan aliansi NATO. Kendaraan yang memiliki berat sekitar 16 ton ini dioperasikan oleh 4 orang kru yang bertugas sebagai komandan, pengemudi dan 2 petugas penembakan. Meriam 122 mm yang dibawanya mampu mencapai jarak tembak hingga lebih dari 21 km.
Kendaraan yang ditenagai oleh penggerak diesel ini mampu melaju dengan kecepatan 60 km jam dan mampu berenang dengan kecepatan sekitar 4.5 km/jam. Sistem artileri ini diketahui sudah mengikuti beragam konflik, seperti perang di Bosnia, konflik Georgia-Rusia, perang sipil Suriah, hingga konflik antara Rusia-Ukraina.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS