Gempa dahsyat mengguncang Pulau Nias. Di pulau kecil itu Soza menyimpan harapan besar. Tapi harapan itu ikut hancur bersama puing-puing yang berserakan.
Soza merasa tidak lagi bisa menatap masa depannya untuk bersekolah. Ia hanya pasrah dan ikut menyeberang pulau bersama ibu bapak. Namun dalam lubuk hatinya, Soza bersikukuh untuk tetap mewujudkan mimpinya.
Identitas Buku
Judul: Soza Jangan Putus Sekolah
Penulis: Siti Fatimah Zalukhu
Penerbit: Indiva Media Kreasi
Cetakan: I, September 2019
Tebal: 120 halaman
ISBN: 978-602-495-113-9
Sinopsis Buku
Di sebuah desa di seberang pulau, Soza menemukan sahabat-sahabat yang luar biasa. Budi, Lamhot, Nila dan Ayu. Meski berasal dari suku dan agama berbeda, mereka ikhlas menolong Soza.
Budi sosok yang cerdas dan kreatif mengajak teman-teman membantu Soza agar tidak putus sekolah. Namun, apakah Soza masih tetap bisa melanjutkan sekolahnya? Apa yang harus dilakukan Budi dan sahabat yang lain demi membantu Soza?
Sebuah buku pendidikan karakter bagi anak yang begitu luar biasa. Di awal kisah, pembaca akan dikenalkan dengan sosok Soza, ayah-ibunya, dan Pak Rohi. Mereka tinggal di Pulau Nias yang terdapat di Sumatera Utara.
Dengan semangat yang gigih, Soza ingin melanjutkan sekolah sebagaimana teman-teman lainnya yang kondisi ekonominya mapan.
Setiap hari Soza memberi makan ternak agar terus sehat dan gemuk. Sementara ayahnya menjadi pemburu binatang di dalam hutan.
Sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga. Hati ayah-ibu Soza terenyuh dikala Soza merajuk ingin melanjutkan sekolah, sebab mereka sadar ekonomi mereka tergolong menengah ke bawah.
Ayah Soza kemudian teringat sembilan ternak di kandang belakang rumahnya, ia juga tahu Pak Rohi akan mengadakan pesta adat dan bermaksud membeli semua ternak miliknya. Berbinar wajah ayah Soza.
Malam hari sebelum ternaknya akan laku dibeli Pak Rohi, Soza menghampiri ternak-ternaknya di kandang. Seakan Soza hendak mengatakan selamat tinggal.
Sementara cuaca begitu dingin dan langit sangat gelap. Ayah Soza meminta agar Soza masuk ke dalam rumah, sebab cuaca alam kurang bersahabat.
Saat mereka masuk, tiba-tiba gempa melanda mengguncang Pulau Nias. Soza dan keluarganya mengamankan diri dengan berlari ke atas bukit.
Keesokan harinya, saat Soza kembali ke rumahnya, rumah itu telah runtuh. Demikian pula kandang ternaknya. Sembilan ternak milik Soza yang pagi itu akan dibeli Pak Rohi, mati tertimpa reruntuhan gempa.
Soza sedih, tapi Pak Rohi lebih sedih sebab ia tak hanya kehilangan harta dan rumah, tetapi juga kehilangan semua anggota keluarganya.
Sebuah buku yang mengajak anak-anak untuk terus menatap dan menata masa depan yang gemilang, tanpa harus patah semangat dan berpikir negatif atas takdir Tuhan. Selamat membaca!