Review Film Pride and Prejudice, Kisah Romansa Beda Kasta di Abad 18

Hayuning Ratri Hapsari | Gigi Ann
Review Film Pride and Prejudice, Kisah Romansa Beda Kasta di Abad 18
Pride and Prejudice (netflix.com)

Pride And Prejudice merupakan film yang dirilis tahun 2005 dari novel adaptasi karya Jane Austen yang berjudul serupa.

Dalam film ini, Joe Wright selaku sutradara berhasil menyisipkan sentuhan tentang perbedaan status ekonomi dan sosial di Britania Raya pada era tersebut, termasuk dinamika hubungan dua karakter utama yang penuh love-hate relationship

Film ini mengangkat kisah dari keluarga Bennet dengan lima anak perempuannya, yakni Jane (Rosamund Pike), Elizabeth (Keira Knightley), Marry (Talulah Riley), Kitty (Carey Mulligan), dan Lydia (Jena Malone).

Keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah yang terancam hak kepemilikannya. Dengan sejumlah alasan tersebut, Mrs. Bennet (Brenda Blethyn) sibuk mencarikan pasangan untuk setiap anaknya melalui berbagai kesempatan, salah satunya pada momen pesta dansa. 

Sepanjang film kita mungkin akan sering melihat adegan gadis-gadis berusaha menarik perhatian para pria dari satu pesta ke pesta lainnya. Namun, momen tersebut merupakan salah satu hal lumrah yang terjadi di masa itu. 

Selain kisah perjodohan khas zaman dulu, film ini turut menampilkan keadaan sosial di akhir abad ke-18 yang masih berpusat pada budaya patriarki.

Hal tersebut ditunjukkan melalui bagaimana kekhawatiran Mrs. Bennet terkait masa depan anak-anaknya yang belum menikah serta harapan agar semua putrinya dapat menemukan pria kaya raya yang bisa diajak menikah.

Film ini akan berpusat pada kisah cinta Elizabeth Bennet dan Mr. Darcy yang memiliki latar belakang ekonomi dan sosial yang saling bertolak belakang.

Keduanya dibentuk sebagai dua tokoh saling keras kepala yang membuat film ini mulai berkembang sebagai kisah romansa pasangan berbeda kelas sosial yang sulit disatukan.

Mr. Darcy merupakan pria dari keluarga kaya raya yang bermartabat dan terpelajar. Ia awalnya menganggap Elizabeth sebagai sosok gadis yang tidak sepadan dengannya.

Namun, Mr. Darcy perlahan mulai menaruh perhatian dan rasa tertarik kepada Elizabeth yang dikenal pintar dan berani dalam berpendapat.

Film ini turut didukung dengan setting dan visual yang apik. Semua karakternya dibalut dengan kostum dan tata rambut menarik khas masa lampau yang disesuaikan dengan desain kontemporer agar bisa dinikmati semua kalangan. 

Film Pride and Prejudice menjadi film romansa masa lampau yang harus ditonton untuk menikmati kisah cinta dua sejoli dari kasta berbeda. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak