Mengintip Sunrise dari Punthuk Setumbu, Eksotisme di Balik Candi Borobudur

Hayuning Ratri Hapsari | Agus Siswanto
Mengintip Sunrise dari Punthuk Setumbu, Eksotisme di Balik Candi Borobudur
Pesona sunrise dari Punthuk Setumbu, wisata pilihan di samping Candi Borobudur (Instagram/@punthuksetumbu)

Punthuk Setumbu belakangan ini menjadi alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Seiring dengan munculnya beberapa destinasi wisata Jawa Tengah yang mengeksplorasi sunrise, Punthuk Setumbu memberikan pilihan bagi pengunjung. Bahkan tidak jarang pengunjung mengutamakan Punthuk Setumbu daripada Candi Borobudur.

Punthuk Setumbu berasal dari punthuk yang berasal dari Bahasa Jawa. Punthuk sendiri mempunyai arti gundukan atau bukit. Maka Punthuk Setumbu yang berupa salah satu puncak di Pegunungan Menoreh menjadi tempat yang tepat.

Letak Punthuk Setumbu hanya sekitar 5 menit dari Candi Borobudur. Jalan raya yang menuju ke lokasi pun bagus, aspal halus cukup untuk bersimpangan 2 mobil.

Hanya saja saat memasuki lokasi jalan hanya dapat dilalui satu mobil saja. Oleh karena itu di lokasi ini ada petugas yang mengatur naik turunnya mobil ke lokasi.

Sesuai dengan atraksi yang ditawarkan, kesibukan di Punthuk Setumbu terjadi sekitar jam 4 pagi. Saat itu tamu-tamu baik dari luar kota atau sengaja menginap di hotel atau homestay sekitar, mulai berdatangan. Maka tidak heran jika terlambat datang akan mendapatkan tempat parkir agak jauh dari pintu masuk.

Harga tiket masuk Punthuk Setumbu terbilang murah. Karena hanya dengan uang sebesar 20 ribu rupiah, wisatawan domestik bisa masuk ke lokasi. Sedangkan bagi wisatawan asing dikenakan 50 ribu rupiah.

Jalan setapak menuju puncak sekarang sudah bagus, tidak licin lagi seperti dahulu. Jalan menanjak yang ada membutuhkan waktu sekitar 10 menit hingga ke puncak. Bagi mereka yang merasa kesulitan karena menanjak tidak perlu khawatir, sebab banyak warung kiri kanan jalur bisa untuk istirahat.

Hal menarik dari Punthuk Setumbu adalah keberadaan petugas atau relawan yang ada di puncak. Mereka akan senang hati membantu pengunjung mengambilkan foto, mengatur gaya, atau hanya mengobrol saja. Semua petugas ramah-ramah, dan mereka tidak mematok biaya jasa, cukup seikhlasnya saja.

Menurut Gianto, salah seorang relawan, hal itu dilakukan untuk memberikan kesan baik pada pengunjung. Sehingga saat meninggalkan lokasi tersebut akan datang kembali dengan kawan-kawannya berkat pelayanan yang diberikan.

Saat tiba di puncak, pemandangan yang paling ditunggu adalah saat matahari muncul dari balik Gunung Merapi di sebelah timur.

Selain itu pemandangan beberapa gunung pun seperti Gunung Merbabu, Telomoyo, Sumbing, dan Sindoro begitu indah di kejauhan.

Sementara di bagian bawah, tampak Candi Borobudur yang begitu megah. Di bagian lain terdapat Gereja Ayam, bangunan yang pernah digunakan untuk shooting film AADC tampak tidak begitu jauh. Anggun seperti seekor ayam raksasa di tengah belantara.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak