Ulasan Buku 'Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam', Fiksi Dewasa Penuh Moral

Sekar Anindyah Lamase | Hafsah Azzahra
Ulasan Buku 'Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam', Fiksi Dewasa Penuh Moral
Buku 'Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam' (Gramedia Pustaka Utama)

Novel "Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam" karya Dian Purnomo bercerita tentang Magi yang diculik dan dipaksa kawin untuk menjadi istri dari seseorang yang tidak ia cintai sebab adat tradisi kampungnya.

Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama 1 Mei 2021 ini mengusung genre adult fiction atau fiksi dewasa, sehingga sebaiknya bijak dalam memilih bacaan. Jika kamu belun genap 17 tahun, sebaiknya bersabar dulu jika ingin menamatkan buku setebal 312 halaman ini.

Alur novel ini pun bergulir setelah kisah Magi terus gagal dalam membatalkan rencana perjodohannya. Bahkan Dangu, sahabatnya sempat membantu Magi tapi mereka belum juga berhasil. Hingga akhirnya dia tidak mempunyai rencana lagi dan meminta bantuan gema perempuan agar menolongnya untuk menolak lamaran seseorang itu.

Menurut saya, hal yang  menarik dari "Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam" adalah sosok magi yang digambarkan memiliki keberanian dan tidak hanya diam saat diperlakukan tidak adil. Ia dicitrakan mewakili para perempuan yang vokal dan berani memperjuangkan haknya.

Tidak hanya itu, jika Magi menggambarkan sosok perempuan, Dangu dinarasikan sebagai laki-laki yang peduli pada perempuan dan tidak tinggal diam saat sahabat perempuannya mengalami pelecehan.

Dangu bahkan rela membantu dan menemani Magi kapanpun. Bagian ini yang membuat saya menyebut di awal tadi, bila novel ini cocok untuk pembaca 17 tahun ke atas karena mengangkat topik fiksi dewasa.

Namun novel ini kaya akan pengetahuan, karena setelah membacanya, saya menjadi lebih banyak tahu tentang kedaerahan. Seperti tradisi kawin tangkap dan mengapa tradisi ini masih dilestarikan sampai di masa modern seperti sekarang.

Tradisi ini mengingatkan saya pada tradisi pernikahan yang unik masyarakat Sasak, di tempat tinggal saya, yaitu kawin lari. Ternyata, masih banyak hal menarik di daerah yang terus dijaga hingga saat ini. Selain itu ada belah perut ayam, pintu perempuan, dan lain-lain.

Akhir kata, novel ini memberi pesan pada perempuan untuk selalu waspada pada siapapun dan dimanapun. Karena hal tak terduga bisa terjadi di saat yang tidak kita sangka-sangka.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak