Ulasan Buku 'Kereta Tidur', Kumpulan Cerpen Karya Avianti Armand

Hayuning Ratri Hapsari | Inggrid Tiana
Ulasan Buku 'Kereta Tidur', Kumpulan Cerpen Karya Avianti Armand
Buku Kereta Tidur (Gramedia)

Buku "Kereta Tidur" menampilkan sepuluh cerpen karya Avianti Armand, seorang arsitek sejak tahun 1992.

Kesepuluh cerpen tersebut meliputi, perempuan pertama, matahari, dongeng dan gibraltar, requiem, sempurna, kupu-kupu, perempuan tua dalam kepala, tentang tak ada, tiket ke tangier, dan kereta tidur.

Tema yang diusung dalam buku ini unik, menarik, dan memiliki alur cerita yang tak terduga. Meskipun karya fiksi, sebagian besar cerpen dalam buku ini menyelipkan kata-kata terkait arsitektur.

Setiap cerita dalam buku ini mengundang penafsiran baru terhadap hal-hal yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti konflik cinta, masalah keluarga, dan pertanyaan tentang eksistensi manusia.

Misalnya dalam cerpen matahari, kutipan tentang pohon-pohon jati muda yang menyiratkan pemaknaan yang mendalam. Cerita-cerita tersebut menantang pembaca untuk membaca dengan cermat, karena sering kali maksud dari cerita sulit ditebak.

Namun, setelah membaca keseluruhan cerpen, pembaca akan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Kelebihan dari buku "Kereta Tidur" adalah daya tariknya yang kuat, yaitu mengangkat tema sehari-hari dengan cara yang unik dan menarik.

Selain itu, nilai moral yang terkandung dalam setiap cerita juga dapat dijadikan teladan dalam menjalani kehidupan.

Namun, ada kekurangan dalam buku ini, yaitu penggunaan bahasa yang mungkin sulit dipahami bagi pembaca pemula.

Sang penulis menghadirkan cerita dengan gaya yang mirip puisi dalam dunia sastra. Penggunaan kata yang terputus-putus memberikan makna yang tersembunyi.

Untuk memahaminya, pembaca perlu membaca dengan hati-hati karena ceritanya penuh dengan interpretasi yang beragam.

Pengalaman membaca setiap orang berbeda-beda, dan membutuhkan perhatian khusus meskipun hanya berjumlah ratusan halaman.

Jika dibaca tergesa-gesa, pembaca akan merasa kehilangan arah dan kebingungan mengikuti alur cerita.

Bahasa yang digunakan terkadang terlalu sarat dengan pemaknaan baru, sehingga memerlukan pemahaman yang lebih dalam.

Meskipun demikian, buku ini tetap berhasil menarik perhatian pembaca dengan keunikannya. Tiap ceritanya mengundang pembaca untuk menafsirkan maknanya sendiri, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan memuaskan.

Buku ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga cerminan kehidupan yang dapat memberikan inspirasi dan pemikiran bagi pembacanya.

Dengan gaya bahasa yang khas dan tema yang kuat, "Kereta Tidur" mampu menjadi karya sastra yang layak untuk dinikmati dan dipelajari.

Secara keseluruhan, buku ini adalah kumpulan cerpen yang memancing pikiran para pembacanya. Gaya bahasa yang digunakan memperkuat cerita dan memberikan sudut pandang yang berbeda bagi pembaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak