Drama 'Because It's My First Time': Beratnya Realita Hidup saat Quarter Life Crisis

Sekar Anindyah Lamase | Hafsah Azzahra
Drama 'Because It's My First Time': Beratnya Realita Hidup saat Quarter Life Crisis
Because It's My First Time (X/eleven)

Rutinitas sehari-hari memang melelahkan dan membuat penat. Sehingga di saat seperti ini kita butuh hiburan yang segar dan menyenangkan. Seperti drama "Because It's My First Time".

Hanya terdiri dari 8 episode dan alur yang ringan membuat drama ini cocok menjadi teman selepas pulang bekerja atau menyelesaikan tugas. Kisah kocak 5 sekawan ini akan menghiburmu dan membuatmu fresh kembali. 

"Because It's My First Time" berkisah tentang persahabatan dan cinta pertama sekelomlok anak muda di usia dewasa muda. Menjadi dewasa memang tidak pernah mudah, terlebih saat masuki quarter life crisis.

Sehingga menyaksikan drama ini sekaligus akan mengingatkanmu untuk kembali bersemangat dalam menjalani hidup.

Seperti Song Yi (Park So Dam) yang mendadak kehilangan ayah. Sejak ayahnya meninggal, ia terpaksa harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Tidak berhenti sampai di situ, ibunya pun meninggalkannya dan adiknya yang masih kecil karena lelaki lain.

Di saat yang bersamaan, tempat tinggal mereka kehabisan masa sewa sehingga Song Yi terpaksa hidup terpisah dengan adiknya. Namun ia tidak pernah menyerah pada hidupnya.

Lalu Tae Oh (Minho SHINee). Meski ia hidup serba berkecukupan tapi ia dihadapi pada kebimbangan karena tidak tahu apa harapan, cinta, dan cita-citanya. Ia tinggal sendiri sejak ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi. 

Kemudian, Ji Ahn (Kim Min Jae), cowok tampan dan pintar tapi dengan ekonomi pas-pasan. Ia bahkan harus menanggung banyak hutang akibat keadaan keluarganya yang tidak stabil. 

Kemudian Hoon (Lee Yi Kyung), anak lelaki yang diusir dan sering dipukuli oleh orang tuanya karena berbeda dari saudaranya yang lain. Karena ia tidak sepintar kakak-kakaknya dan memiliki cita-citanya sendiri. 

Terakhir ada Ga In (Cho Hye Jung), anak perempuan pemilik salon yang belum bisa sepenuhnya menerima kematian ayahnya. Ia pun terus menganggap ayahnya masih ada dan menjalani hidup dengan kepura-puraan. 

Drama ini tidak memiliki antagonis, namun alur bergerak karena kisah dan karakter dari masing-masing tokohnya. Meski cukup mainstream dan tidak ada kejutan yang berarti di ending-nya, tapi drama ini membawamu menikmati proses dewasa dari masing-masing tokohnya dengan alur yang sederhana. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak