Ulasan Anime 'Jiisan Baasan Wakagaeru': Ketika Pasangan Manula Kembali Muda

Hikmawan Firdaus | Ichwan Fadhly
Ulasan Anime 'Jiisan Baasan Wakagaeru': Ketika Pasangan Manula Kembali Muda
Jiisan Baasan Wakagaeru (IMDb)

Jiisan Baasan Wakagaeru merupakan anime karya studio Gekkou yang dirilis pada tahun 2024. Anime bergenre romance, comedy, supernatural ini menceritakan tentang pasangan manula, Shouzou Saitou dan Ine Saitou, yang kembali muda setelah memakan apel emas yang tumbuh di kebun apel mereka.

Shouzou Saitou dan istrinya, Ine, merupakan pasangan serasi yang telah menikah selama 60 tahun. Di masa tua, mereka tetap bekerja keras meski sudah kaya raya. Menghabiskan sisa hidup dengan merawat kebun apel yang telah diwariskan secara turun temurun, menjadi aktivitas rutin yang selalu mereka kerjakan.

Meski begitu, dalam hati kecil mereka, tersimpan harapan untuk dapat pergi berbulan madu. Selalu bekerja keras dan merawat tiga anak, membuat dua pasangan yang tak lagi muda ini tidak sempat untuk berbulan madu di masa muda.

Suatu hari, saat merawat pohon apel yang mereka tanam pada hari pernikahan mereka, pasangan itu melihat sebuah apel emas tergantung di salah satu dahan pohon tersebut. Setelah membawa pulang dan memakan apel emas, membuat keajaiban terjadi kepada pasangan tua tersebut. Keesokan paginya, mereka tiba-tiba menjadi muda kembali.

Menganggap bahwa ini semua adalah berkah, Shouzou dan Ine mulai menjalani kehidupan mereka sebagai pasangan muda kembali. Sekaligus mengambil kembali masa-masa muda sebagai pasangan yang telah mereka lewatkan.

Ulasan Anime Jiisan Baasan Wakagaeru

Menyajikan jalan cerita yang unik, membuat anime ini menjadi salah satu anime dengan konsep segar yang muncul di tahun 2024. Menjadikan dua pasangan tua yang kembali muda sebagai tokoh utama, membuat anime ini menarik untuk disimak.

Kembali muda, membuat Shouzou dan Ine menjadi lebih kuat dan bersemangat. Shouzou dan Ine yang ingin mengambil kembali masa-masa muda mereka sebagai pasangan yang telah lama terlewat, membuat mereka bersemangat untuk berpergian dan mencoba hal-hal baru yang ngetrend di masa sekarang.

Misalnya saat mereka memainkan game dan menonton sinetron yang direkomendasikan oleh cucu mereka. Meski awalnya terlihat menikmati, lama-kelamaan perasaan bersalah muncul dari diri mereka. Karena Shouzou dan Ine merasa usia mereka sudah tidak cocok dengan game dan sinetron tersebut. 

Walau sudah kembali muda, Shouzou dan Ine tetap memiliki pemikiran dan kebijaksanaan layaknya manula. Ketika mencoba hal-hal baru, mereka kadang ragu dan mengingat kembali bahwasanya mereka adalah seorang kakek dan nenek yang sudah hidup puluhan tahun. Kembali muda juga tidak membuat dua pasangan ini berubah. Mereka tetap bekerja di kebun dan berkumpul dengan para manula yang ada di desa.

Pemikiran Shouzou dan Ine inilah yang membuat anime ini menjadi menarik. Meski sudah kembali muda, mereka tidak lupa dengan kebiasaan yang mereka lakukan sebelum memakan apel tersebut. Hal ini seakan mengingatkan penonton bahwasanya kebijaksanaan dan kebiasaan tidak akan pernah luntur meski tubuh seseorang telah berubah.

Selain menceritakan kisah awet muda pasangan Saitou, anime ini juga menyorot keluarga Saitou dan kawan-kawan mereka di desa. Ditambah dengan grafis memukau latar pedesaan khas Jepang, membuat anime ini dapat memberikan sentuhan hangat kepada para penontonnya. Tertarik untuk menonton Jiisan Baasan Wakagaeru akhir pekan ini?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak