Review Film The Classic, Romansa di Dua Generasi Berbeda

Hayuning Ratri Hapsari | Inggrid Tiana
Review Film The Classic, Romansa di Dua Generasi Berbeda
Film The Classic (Netflix)

Film Korea The Classic yang dirilis tahun 2003 ini menceritakan tentang dua alur cerita dari dua generasi yang berbeda.

Film yang disutradarai oleh Kwak Jae-young ini mengisahkan tentang hubungan antara ibu dan anak perempuannya serta bagaimana mereka menemukan cinta.

Cerita berpusat pada Ji-hae (Son Ye-jin) yang menemukan sebuah kotak berisi surat-surat dan buku harian milik ibunya yang menceritakan kisah cinta semasa mudanya.

Di dalam buku harian tersebut, cerita dibawa kembali ke tahun 1960-an, mengikuti kisah romansa antara Joon-ha (Cho Seung-woo) dan Joo-hee (diperankan oleh Son Ye-jin juga).

Cerita ini terjalin dengan kehidupan Ji-hae di tahun 2003, yang memiliki kisah cinta sendiri dengan Sang-min (Jo In-sung). Penonton diajak untuk menyaksikan perjalanan dua kisah cinta ini, di masing-masing zaman mereka.

Review Film The Classic

The Classic memiliki nuansa melodrama yang murni. Meskipun penampilan para pemainnya memukau, karakter-karakter dalam film ini tidak terasa nyata, begitu juga dengan alur ceritanya. Namun, hal ini tidak mengurangi keautentikan yang berhasil disampaikan pada film ini.

Film ini berhasil menambah daya tarik keseluruhannya dengan menggambarkan cinta masa muda dengan cara yang menyentuh. Tema yang diangkat dalam film ini meliputi kepolosan, cinta terlarang, takdir, dan pengorbanan.

Film ini berhasil dikemas dengan cerita berlapis yang mudah diikuti. Dengan menggunakan kilas balik, dua kisah cinta ini terjalin dengan baik dan masing-masing diberikan cukup waktu untuk berkembang.

Namun, ritme film ini adalah bagian terlemahnya, dan perkembangan ceritanya tidak selalu cepat. Meskipun berhasil membuat penonton tetap terlibat sepanjang film, ceritanya sedikit melambat di bagian ketiga, terutama karena fokus pada plot yang seharusnya bisa dihapus seluruhnya.

Meskipun demikian, skenario film ini tetap berhasil membuatnya tidak membosankan. Cara penyelesaian cerita terasa agak tiba-tiba. Meskipun manis, penyelesaiannya mungkin terasa klise bagi sebagian penonton.

Salah satu hal yang mengesankan dari film ini adalah penampilan dari Son Ye-jin, yang berhasil memerankan Ji-hae dan Joo-hee dengan sangat baik.

Ye-jin mampu memainkan kedua karakter yang berbeda sehingga satu-satunya cara untuk membedakannya adalah melalui penataan warna dan gaya berpakaian.

Cho Seung-woo juga tampil memukau dalam perannya sebagai Joon-ha, yang menambahkan banyak karisma pada karakternya dan sangat kuat sehingga membuat penonton merasa simpati padanya.

Untuk Jo In-sung sebagai pemeran pria kedua terbilang kurang menonjol dan kurang mendalami dalam perannya. Selain itu, Gwak Jae-young terlihat sangat lucu sebagai karakter pendukung dan teman Tae-soo, dan memberikan penampilan singkat namun berkesan.

Sinematografi film ini juga cukup baik dengan pengambilan gambar yang kreatif dan framing yang indah, terutama dalam pengambilan gambar di tahun 1960-an yang menunjukkan pemandangan yang menginspirasi.

Secara keseluruhan, The Classic sangat direkomendasikan untuk ditonton, terutama bagi kamu yang menyukai genre melodrama yang berkualitas.

Film ini menawarkan pengalaman yang mendalam dan emosional, menjadikannya pilihan yang tepat untuk menikmati kisah cinta yang menyentuh.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak