Review Film Thaghut: Antara Daya Tarik Kontroversi dan Ekspektasi

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Thaghut: Antara Daya Tarik Kontroversi dan Ekspektasi
Foto Film Thaghut (Instagram/@Leopictures_Official)

Setelah kontroversi yang terjadi beberapa waktu lalu terkait Film Kiblat, yang pada akhirnya diganti judul menjadi “Thaghut”, rupanya berhasil menyedot perhatian penonton yang penasaran pada kisahnya. Kontroversi yang ‘sepertinya nggak diprediksi’ itulah, membuat Film Thaghut punya daya tarik. Keberhasilan menyedot banyak penonton yang dibuat penasaran oleh kontroversinya, apakah termasuk marketing yang bikin dungu? Tergantung dari sudut pandang kamu menilainya!

Film Thaghut mengikuti kehidupan Ainun (Yasmin Napper), santriwati yang mengidolakan Abah Mulya (Whani Darmawan), tokoh mistis terkenal karena kemampuannya menyembuhkan penyakit. Suatu malam, muridnya, Lingga (Dennis Adhiswara) menemui Abah Mulya tewas mengenaskan dengan leher terpenggal. 

Singkat cerita, ternyata Abah Mulya merupakan ayah kandung Ainun—rahasia yang disembunyikan Uwak. Ajeng (Hana Saraswati), istri ketiga Abah, dan Rahmat (Keanu Azka), adik Ainun, memperingatkan tentang bahaya ajaran sesat yang mungkin terkait dengan kematian Abah. Bersama sahabatnya, Bagas (Arbani Yasiz) dan Rini (Ria Ricis), Ainun pergi ke Padepokan Abah Mulya dan pada akhirnya terjebak dalam misteri ajaran sesat yang coba dilanjutkan oleh Lingga. Ngerinya, masyarakat di sekitar padepokan juga mengultuskan Abah Mulya. Ish, ngeri!

Kisahnya sungguh mengeksplorasi dinamika antara kepercayaan dan kecurigaan, dengan Ainun yang pada akhirnya terjebak dalam ajaran sesat yang diwariskan. Dalam upayanya untuk mencari jawaban dan mengatasi tragedi kematian Abah Mulya, Ainun dibantu oleh sahabat-sahabatnya, Bagas dan Rini, berusaha menariknya kembali ke jalan yang benar.

Ulasan:

Film Thaghut termasuk horor religi. Formulanya mirip dengan film-film horor terdahulu, yang terkesan menjual agama dan berusaha membawa penonton ke dalam dunia mistis dan misteri melalui arahan Sutradara Bobby Prasetyo. Kerennya, untuk kesekian kali, Lele Laila telah berhasil meracik naskah skenario film berdurasi lebih dari seratusan menit. 

Memang nggak semua film yang ditulis oleh Lele Laila berhasil dari segi kualitas cerita. Namun, ketika naskah buatannya dikolaborasikan bersama sutradara yang tepat, hasilnya jauh di luar prediksi orang yang awalnya memasang rendah ekspektasi. Seperti diriku yang di awal-awal sudah nggak suka pada film ini atas kontroversinya, dan mengira bakal bikin kecewa. Sayangnya aku dibuat sungkem. Sungkem bukan karena bagus banget ya, tapi lebih pada hasilnya yang bisa melampaui ekspektasi rendahku!

Yasmin Napper memberikan penampilan yang ‘cukup gila' sebagai Ainun. Ini serius, lho. Aku suka bagaimana dia berakting kerasukan. Di sisi lain, Dennis Adhiswara (yang juga termasuk memerankan karakter antagonis), berhasil tampil beda dari karakter-karakter yang dia perankan sebelumnya. Jujur saja, Ria Ricis, mungkin membuat penonton teringat akan dirinya di luar film yang dulunya suka nge-vlog, oleh adanya scene karakter Ririn.

Kelemahan utama dari Film Thaghut, ada pada hole yang cukup dalam mengenai Abah Mulya, transisinya menjadi sosok dikultuskan agak kurang kuat. Terus lagi, scoring music-nya, di telingaku sangat berisik. Paham kok, yang namanya horor identik dengan momen kejut-mengejutkan penonton, tapi entah mengapa terasa berlebihan. Sementara film ini cukup berhasil menarik perhatian melalui kontroversi yang pernah menyertainya, sayangnya klimaks film terlalu cepat dan melempem!

Pada akhirnya, bisa kubilang, Film Thaghut nggak buruk tapi nggak bisa dibilang top gitu. Maka skor dariku cukup: 6,5/10. Bila kamu nggak sependapat dengan opiniku, jangan julid ya. Selamat nonton!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak